Suaradesa.co (Ngelo) – Pembangunan Bendung
Gerak Karangnongko di Sungai Bengawan Solo yang ada di perbatasan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dan Blora, Jawa Tengah, segera dilaksanakan.
Kepala Desa Ngelo, Tri Maryono, mengatakan, sesuai penataan lanskap review detail design pembangunan Bendung Gerak Karangnongko, ada 3 dusun yang akan ditenggelamkan.
“Sebanyak 197 kepala keluarga dari 3 dusun akan segera direlokasi,” ujarnya, Senin (28/9/2020).
Tiga dusun tersebut diantaranya Dusun Ngelo, Njeruk dan Matar. Karena termasuk proyek strategis nasional, ratusan warga tersebut tidak ada yang bisa menolak. Meski demikian, warga mensupport pembangunan Bendung Gerak yang sudah lama direncanakan.
“Alhamdulilah, warga tidak ada yang menolak direlokasi. Semuanya akan mengikuti prosedur dan aturan karena ini amanat perpres,” lanjutnya.
Nantinya, keberadaan Bendungan yang akan memenuhi kebutuhan air baku di Kabupaten Bojonegoro dan Blora ini akan memunculkan wisata air. Bahkan, wisata ikutan lainnya yang akan dikembangkan oleh Desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Kita sedang memikirkan Ikon untuk Desa Ngelo setelah Bendung Gerak ini selesai dibangun. Karena sesuai konsep Desa Ngelo akan jadi Desa Wisata,” imbuhnya.
Tidak hanya perekonomian warga yang akan meningkat pesat, namun diharapkan kedepan juga bisa menyumbang pendapatan asli desa dan juga daerah.
“Ngelo tidak lagi seperti dulu, sekarang saja akses jalan sudah mudah karena ada pembangunan cor beton. Apalagi wisata bahari dari bendungan,” tukasnya.
Bahkan, tidak jauh dari lokasi Bendung Gerak juga tengah dibangun jembatan Bengawan Solo yang menghubungkan Desa Medalem Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora dengan Desa Luwihaji Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro.
“Harapannya kehidupan masyarakat di sekitar sini bisa semakin maju,” tandasnya.
Dikutip dari Media Indonesia.com, Kepala BBWS Bengawan Solo, Charisal Akdian Manu mengatakan Bendung Karangnongko akan mulai dibangun pada 2020, dan akan diselesaikan pembangunannya dalam kurun waktu tiga tahun.
“Sebenarnya bendung gerak ini sudah digagas sejak 2013, namun tidak kunjung dikerjakan,” jelasnya.
Bendung Gerak Karangnongko memiliki volume tampungannya lebih besar yakni 4 kali lipat dari Bendung Gerak Bojonegoro di Kecamatan Trucuk.
Bendung Gerak Karangnongko ini dibangun untuk pengendalian banjir dan pengelolaan sumber daya air Sungai Bengawan Solo yang sangat melimpah. Ketika musim hujan dimanfaatkan untuk pasokan air irigasi dan kebutuhan air baku.(*Rin)