Kabar Desa

Minim Pengairan, Sektor Pertanian Desa Gayam Tak Optimal

×

Minim Pengairan, Sektor Pertanian Desa Gayam Tak Optimal

Sebarkan artikel ini

Suaradesa.co (Bojonegoro) – Menjadi desa penghasil minyak dan gas bumi (migas) Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, belum menjadikan Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, makmur termasuk sektor pertanian.

Hektaran sawah yang menjadi mata pencaharian utama warga setempat, hanya mampu panen sekali dalam satu tahun.

Hal ini dikarenakan, pertanian di Desa Gayam merupakan sawah tadah hujan. Mengandalkan air dari langit saat musim penghujan turun.

Kepala Desa Gayam, Winto, mengatakan, petani di wilayahnya belum bisa mengembangkan diri pasca panen. Hanya mengandalkan penghasilan dari pertanian saja.

Baca Juga :  Farida Hidayati Siapkan Program Unggulan untuk Peningkatan Pelayanan Pendidikan di Bojonegoro

“Selesai panen ya sudah. Tidak ada yang dikerjakan selain serabutan,” ungkapnya beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, selama ini program pertanian dari Corporate Social Responsibility (CSR) pengelola Blok Cepu, Exxonmobil Cepu Limited (EMCL) belum bisa mensejahterakan petani.

“Tahun ini, juga belum ada kepastian program CSR nya apa,” imbuhnya.

Selama musim kemarau, sawah warga sebagian besar dibiarkan “bero”. Ada juga, yang ditanami palawija dan tembakau. Itupun, tidak bisa maksimal karena pengairan yang sangat terbatas.

Baca Juga :  Pemkab Bojonegoro Selesaikan Pembangunan Trotoar Sesuai Target

“Memang kendala utama kami disini adalah air,” tandasnya.

Terpisah, juru bicara dan humas EMCL, Rexy Mawardijaya, mengatakan, jika dalam menjalankan program pengembangan masyarakat, EMCL terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan SKK Migas untuk memastikan program yang dilaksanakan sesuai kebutuhan masyarakat dan sejalan dengan program pemerintah.

“Kami bersama mitra LSM dan didukung oleh SKK Migas menjalankan program Program Pendampingan Pertanian melalui Sekolah Lapangan di desa-desa sekitar wilayah operasi Blok Cepu,” pungkasnya.(*rin)