Berita UtamaKabar Desa

Kades Gayam Klaim Tak Ada Krisis Air Bersih di Wilayahnya

220
×

Kades Gayam Klaim Tak Ada Krisis Air Bersih di Wilayahnya

Sebarkan artikel ini

Suaradesa.co (Gayam) – Kepala Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Winto, membantah jika warganya ada yang mengalami krisis air bersih.

“Tidak ada yang mengalami krisis air bersih di desa kami,” kata Kades Winto saat ditemui suaradesa.co dikantornya, Senin (19/10/2020).

Menurutnya, hampir semua kebutuhan air bersih warga Desa Gayam terpenuhi meskipun ada sebagian yang yang tidak mendapatkan suplai maksimal karena mengandalkan sumur.

“Yang lainnya sudah memanfaatkan Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) dan suplai dari BUMDes,” kata Kades dua periode ini.

Disinggung dusun mana saja dan jumlah saluran rumah tangga yang sudah menggunakan HIPPAM serta BUMDes, Winto mengaku tidak hafal.

Dikatakan, jika HIPPAM di wilayahnya dikelola dua kepengurusan. HIPPAM di Desa Gayam mensuplai air untuk warga dari RT 12 sampai RT 28. Sementara BUMDes mensuplai air dari RT 1,2,3,4 (sebagian), RT 8 sampai RT 12, kemudian RT 17 dan 18 (sebagian), lalu RT 30 sampai 32 support penuh oleh BUMDes.

Baca Juga :  Turnamen Sepakbola Peringati Hari Sumpah Pemuda 2023 di Desa Bader

“Air yang dikelola BUMDes ini merupakan bantuan dari operator migas EMCL,” tukasnya.

Terkait kurangnya suplai air di RT 16, Winto mengaku jika ada sebagian warga di RT tersebut yang tidak mau menggunakan HIPPAM atau BUMdes untuk suplai air bersih.

“Padahal, kalau mengandalkan sumur ya seperti ini. Debit air akan menurun,” tukasnya.

Jika ada warga yang sudah menggunakan HIPPAM atau BUMDes masih kekurangan suplai, ini dikarenakan debit air terus berkurang di musim kemarau.

Baca Juga :  Kurangi Pemanasan Global, Forkompimcam Sukosewu Tanam Pohon

“Kalau ada yang airnya mati, itu karena suplainya bergantian,” tandasnya.

Selama ini, baik pengurus HIPPAM maupun BUMDes sudah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga.

“Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, untuk mengatasi permasalahan baik teknis maupun non teknis,” tandasnya.

Terpisah Ketua RT 25, Yakun, (sebelumnya ditulis RT 16) mengakui jika RT-nya mengalami kesulitan air bersih.

“Kami sudah pakai HIPPAM, tapi airnya tidak keluar karena debit air berkurang dari sumbernya,” imbuhnya.

Yakun mengakui, jika menunggu suplai air dari HIPPAM lancar, kemungkinan jelang musim hujan di bulan November mendatang.

“Selama ini untuk mencukupi air bersih ya harus antri di sumur yang ada airnya. Jadi harus ekstra irit,” pungkasnya.(*rin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *