Kabar Desa

Jembatan Putus, Warga Nekat Seberangi Sungai Demi Aktivitas Sehari-hari

323
×

Jembatan Putus, Warga Nekat Seberangi Sungai Demi Aktivitas Sehari-hari

Sebarkan artikel ini

Suaradesa.co, Bojonegoro – Putusnya jembatan penghubung antar dusun di Desa Sambongrejo akibat banjir bandang membuat ratusan warga kesulitan beraktivitas. Jembatan yang selama ini menjadi akses utama bagi warga Dusun Kadung dan Sambongrejo itu ambruk diterjang luapan air Kali Pacal. Akibatnya, warga harus mencari jalur alternatif atau bahkan nekat menyeberangi sungai dengan arus yang masih deras.

Meskipun Dinas PU Bina Marga Bojonegoro telah berjanji membangun jembatan darurat, hingga saat ini warga masih harus berjuang sendiri untuk beraktivitas. Beberapa di antara mereka memilih memutar ke Desa Senganten, meskipun jaraknya lebih jauh. Namun, tak sedikit pula yang memilih cara berisiko dengan menyeberangi sungai, meskipun arusnya masih deras.

Warga Nekat, Anak-anak Bermain di Sisa Jembatan

Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa banyak warga tetap datang ke area jembatan yang ambruk, baik sekadar melihat kondisi atau bahkan mengambil foto. Mirisnya, beberapa anak hingga remaja tampak bermain di sekitar sisa jembatan yang terjatuh ke dalam sungai.

“Anak-anak di sini memang sering bermain di sungai, tapi sekarang lebih berbahaya karena ada reruntuhan jembatan dan arusnya masih deras,” ujar Warno (40), salah satu warga Sambongrejo.

Selain itu, banyak warga yang enggan memutar karena jalur alternatif membutuhkan waktu lebih lama dan biaya transportasi tambahan. Sehingga, sebagian tetap memilih turun naik ke sungai untuk menyeberang, meskipun risikonya besar.

Jembatan Darurat, Seberapa Cepat Bisa Dibangun?

Menanggapi kondisi ini, Sekretaris Dinas PU Bina Marga Bojonegoro, Chusaifi Ifan, mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan identifikasi teknis untuk membangun jembatan darurat.

“Kami berupaya membuat jembatan sementara yang minimal bisa dilalui kendaraan roda dua dan pejalan kaki. Saat ini tim kami sudah di lokasi untuk persiapan,” ujarnya.

Namun, tanpa kepastian kapan jembatan darurat selesai, warga tetap harus menghadapi kenyataan pahit: mencari jalan memutar atau menantang bahaya menyeberangi sungai. Jika pembangunan tidak segera dilakukan, risiko kecelakaan akibat nekat menyeberang sungai bisa semakin besar.

Masyarakat berharap agar pemerintah daerah bergerak cepat, bukan hanya dengan perencanaan, tetapi dengan realisasi pembangunan jembatan darurat secepatnya. Sebab, bagi mereka, jembatan bukan sekadar infrastruktur, tetapi juga akses utama menuju kehidupan yang normal kembali.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *