Suaradesa.co (Bojonegoro) – Area sawah yang berada di bantaran Sungai Bengawan Solo tentunya hampir tidak pernah kesulitan dalam pengadaan air.
Hal tersebut ditegaskan oleh Kasi Tanaman Pangan Kabupaten Bojonegoro, Ida Yuliastuti yang mengatakan bahwa daerah yang berada di aliran Sungai Bengawan Solo bisa panen padi hingga tiga kali musim panen dalam setahun.
“Desa-desa yang berada di bantaran sungai bisa tiga kali musim panen dengan tanaman padi karena mereka tidak kesulitan air,” katanya pada suaradesa.co, Jumat (4/6/2021).
Namun, ada beberapa desa yang tidak lagi menerapkan hal tersebut. Salah satu desa tersebut ialah Desa Sarangan, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro.
Ditemui di Balai Desa Sarangan, Kepala Desa Ali Mabruri mengatakan bahwa saat ini desa sedang memprogramkan hanya boleh dua kali masa panen padi yaitu kisaran bulan Agustus hingga Desember.
Menurutnya, ada banyak pertimbangan jika desa terus – terusan memproduksi padi hingga tiga kali panen.
“Yang paling krusial itu karena tanah perlu istirahat dari hama maupun pestisida,” jelasnya.
Selain itu, jika panen padi pada musim panen raya, harga padi akan anjlok dan tidak menguntungkan, padahal modal yang digunakan cukup banyak.
Berbeda saat menanam padi pada musim kemarau, harga padi akan cenderung normal karena hanya beberapa desa saja yang panen padi.
“Kalau musim penghujan biarlah desa lain yang tanam padi, kita tanam padi waktu musim kemarau saja,” imbuh kepala desa.
Adanya aliran Sungai Bengawan Solo sangat dimanfaatkan oleh pemerintah desa setempat, air tersebut dialirkan melalui irigasi di pinggiran sawah yang biasa disebut pero.
Terkait program tersebut, pemerintah desa akan memberhentikan aliran air jika ada yang memaksakan untuk menanam padi bila belum waktunya.(*Tya)