Suaradesa.co (Kedungsumber) – Pemerintah Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyampaikan, sejak tahun 2019 hingga sekarang, kondisi masyarakat di wilayahnya mengalami peningkatan ekonomi.
“Bahkan, tahun ini tidak ada lagi kategori warga miskin di desa kami,” kata Kepala Desa Kedungsumber, Sukardi kepada Suaradesa.co, Senin (28/9/2020).
Diungkapkan, sejak tahun 2019 Pemdes Kedungsumber mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam hal peningkatan infrastruktur. Baik pembangunan jalan maupun pembangunan jembatan.
“Tahun 2019, ada pembangunan jembatan yang kami lakukan dari dana Bantuan Keuangan Desa sebesar Rp200 juta dan Provinsi Rp70 juta,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, sepanjang 1 kilometer dari total 1,8 Kilometer jalan poros desa tahun 2020 semua sudah dibangun menggunakan cor beton.
“Dengan meningkatnya infrastktur jalan dan jembatan, warga kami sangat merasakan manfaatnya terutama di bidang pertanian,” ungkapnya.
Dikatakan, sebelum ada perbaikan infrastruktur, petani di wilayahnya hanya mampu menjual hasil panen dengan harga rendah. Sebagian besar petani jagung hanya mampu meraup untung sebesar Rp2.500 per kilogramnya.
“Sejak dua tahun terakhir, petani jagung mendapatkan harga Rp4.600 per kilogramnya,” tegasnya.
Menurutnya, dengan kondisi jalan dan jembatan yang memadai, cost transportasi yang dikeluarkan petani tidak terlalu besar. Hasil produksi pertanian juga memiliki kualitas yang bagus karena tidak perlu menunggu disimpan di gudang.
“Kalau hujan, petani harus menunggu kemarau agar bisa menjualnya keluar desa. Sekarang dengan kemudahan akses semua petani mengalami peningkatan pendapatan,” tandasnya.
Peningkatan pendapatan saat ini naik rata-rata Rp100.000 per hari atau Rp3.000.000 per bulan. Jumlah ini naik pesat sebelum adanya perbaikan infrastruktur diwilayahnya.
Parmin, warga setempat mengaku, setiap panen jagung dia mampu meraup untung antara Rp30 juta hingga Rp35 juta setiap 4 bulan sekali. Sementara cost produksi hanya sekitar Rp3-4 juta.
“Kalau dulu jalan dan jembatan belum diperbaiki, kami harus nambah biaya untuk sewa transportasi. Belum lagi kalau banjir, kami harus mengalami kerugian karena tanaman rusak,” tukasnya.
Bapak dua anak ini sangat senang dengan peningkatan infrastruktur di era pemerintahan sekarang ini. Karena, sejak puluhan tahun tidak ada solusi atas permasalahan para petani di desanya.
“Semoga semakin lebih baik lagi desa kami,” pungkasnya.(*Rin)