Suaradesa.co (Bojonegoro) – Pertanian menjadi salah satu sektor dominan dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2015-2019) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Pada sektor pertanian di Bojonegoro masih mengalami permasalahan di berbagai faktor. Hal ini terbukti Bojonegoro berada dalam urutan sembilan di Jawa Timur dalam kontribusi PDRB dengan poin 3.29%.
Oleh sebab itu, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), menggelar Forum Discussion Group (FGD) guna meningkatkan kembali kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB.
Acara yang berlangsung di Creative Room Gedung Pemkab pada Selasa (12/8/2020) ini dihadiri 40 peserta dari beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perwakilan dari 28 Kecamatan, Kepala Desa, Lembaga Swadaya Masyarakatnya (LSM) serta Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
FGD juga menghadirkan narasumber DPR RI serta BPS Bojonegoro.
Kepala Bappeda, M. Anwar Murtadlo, menyampaikan, sektor pertanian memiliki peran utama regional dan nasional sumber penyedia pangan dan penyeran tenaga kerja terbanyak.
Sektor pertanian menjadi penyumbang tenaga kerja terbesar sebanyak 39% dari total penduduk Bojonegoro. Sektor pertanian bersama sektor industri diharapkan bisa selaras bekerja sama untuk menggerakkan pembangunan di Bojonegoro.
“FGD ini kita bisa mengkaji bersama sama serta merumuskan solusi penyebab dari sektor pertanian melemah. Kita harus meningkatkan kembali peran penting sektor pertanian pada PDRB bisa mengalami peningkatan,” imbuhnya.
Sementara itu Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah, menyampaikan, melemahnya sektor pertanian kemungkinan sebab bibit tanam pola tanam yang belum berhasil. Untuk itu Bupati mengimbau agar memaksimalkan potensi lahan.
“Mari kita manfaatkan lahan kosong, jangan sampai berakhir menjadi lahan tidur. Jika kita berusaha memaksimalkan lahan maka akan bisa terhindar dari krisis,” tutur Anna Mu’awanah.
Bupati menyebut sektor pertanian dan sektor peternakan perlu digalakkan kembali, hal ini karena sumber daya yang ada dapat menjadikan potensi yang lebih ditingkatkan.
“Industri hulu dan hilir pertanian masih berpontensial. Jika lahan terbatas, kita harus bisa belajar memanfaatkan teknologi pertanian,” lanjut Bupati.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan di sektor pertanian, Pemkab Bojonegoro memberikan dukungan diantaranya melalui program petani mandiri (PPM) dengan instrumen Kartu Petani Mandiri (KPM), pemberdayaan BUMDES, pembentukan BUMD, peningkatan sumber daya air dengan rehab Waduk Pacal, pembangunan bendung gerak Karangnongko, pembangunan waduk Gongseng dan waduk Pejok serta langkah terakhir dengan mendukung kiprah petani milenial melalui bimtek. (Rin)