Berita UtamaKabar DesaKabar Kota

Bupati Anna Dorong Ekonomi Kerakyatan Melalui Produk Lokal Berbahan Daun Pandan

335
×

Bupati Anna Dorong Ekonomi Kerakyatan Melalui Produk Lokal Berbahan Daun Pandan

Sebarkan artikel ini

Suaradesa.co (Bojonegoro) – Sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sangatlah besar. Tidak hanya minyak dan gas bumi (Migas) saja, namun juga ketersediaan bahan baku dalam menciptakan sebuah karya.

Seperti di Desa Tondomulo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Bertahun-tahun lamanya, ketersediaan tanaman daun pandan menjadi mata pencaharian sebagian besar warganya.

Kebanyakan, ibu-ibu rumah tangga memanfaatkan daun pandan yang tumbuh dipekarangan rumah maupun lahan kosong menjadi anyaman tikar. Tidak hanya itu, melalui pelatihan yang digelar TMMD tahun 2019 lalu, beberapa bahkan bisa mengembangkan kerajinan lainnya berbahan dasar daun pandan.

Baca Juga :  Dari Pendidikan Bahasa Inggris Gratis Hingga Wisata Edukasi Inilah Perjuangan Priyo Pertahankan Kampung Tumo

Melihat hal itu, Bupati Anna Mu’awanah mendorong warga Desa Tondomulo untuk bisa lebih kreatif lagi dengan membuat kerajinan selain dari tikar.

“Ternyata mereka bisa saat ada pemesanan membuat tas, dan hasilnya bagus,” ujarnya kepada Suaradesa.co, Minggu (25/10/2020).

Bupati Anna mengaku, saat ini, pihaknya akan melakukan pendampingan dan memberikan pelatihan agar lebih banyak lagi variatif dari bentuk kerajinan-kerajinan tersebut.

“Akan kita advokasi agar bervariasi dan lebih art and good,” tukasnya.

Baca Juga :  Aditya Halindra Faridzky Kunjungi BNNK Kabupaten Tuban

Wanita yang kerap menggunakan hijab putih ini bahkan mempromosikan produk lokal tersebut kepada semua stakeholder untuk menggunakannya sehari-hari.

Selain ramah lingkungan, juga bentuk pemanfaatan tas dari daun pandan mendorong ekonomi kreatif dan inovatif serta memperbanyak akses government expenditur.

Kepala Desa Tondomulo, Yanto, sangat senang dengan apresiasi Bupati Anna terhadap hasil kerajinan warganya. Sehingga, kedepan diharapkan adanya pelatihan dan pembinaan serta menjadi kampung kerajinan daun pandan.

“Tidak hanya kerajinan tikar saja, tetapi juga tas, dan berbagai bentuk lainnya,” tegasnya. (*rin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *