Suaradesa.co (Wedi) – Selama masa Pandemi Covid-19 sekarang ini, Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) Karya Makmur Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tetap mempertahankan produksi olahan salak.
“Selain mempertahankan produksi olahan salak, kami juga masih mengelola wisata desa,” kata Ketua PokDarWis (Kelompok Sadar Wisata) Desa Wedi, Subehan, kepada Suaradesa.co, Jumat (12/2/2021).
Desa yang terkenal dengan ikon Salak Wedi ini rupanya sangat memaksimalkan potensi yang ada untuk menyejahterakan warganya.
Dengan dampingan dari PPDM (Program Pengembangan Desa Mitra) dari Universitas Ubaya, Surabaya, produksi yang dikelola BUMDes saat ini berupa beberapa makanan dari olahan salak. Seperti kurma salak, dodol salak, teh kulit salak, kopi biji salak dan masih banyak lagi olahan salak yang menjadi oleh–oleh khas dari Desa Wedi.
Selain makanan, PPDM juga memberikan pelatihan mengenai pembuatan pupuk kompos dari daun salak dan juga pembuatan batik dengan motif salak sebagai ciri khas Desa Wedi.
“Jadi, pohon salak tidak ada yang terbuang, semua bisa dimanfaatkan dengan baik dan dari salak itu kami berharap dapat mendorong ekonomi warga desa,” imbuhnya.
Karena salak dijual murah, jadi diolah agar menghasilkan sesuatu yang unik dan menambah daya tarik.
Selain dijual secara langsung di toko, BUMDes Wedi juga memiliki marketplace di beberapa e–commerce yang membantu penjualan serta pemasaran olahan salak agar lebih dikenal masyarakat luas.
Saat ini penjualan sudah sampai ke beberapa kota seperti Surabaya, Malang, Bekasi, Jakarta dan sekitarnya.(*Tya)