Suaradesa.co, Blora – Tak hanya dikenal sebagai lumbung jati dan ladang minyak, Kabupaten Blora kini bersiap mencetak sejarah baru sebagai ikon proyek nasional ketahanan pangan berbasis Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Langkah ini mendapat perhatian langsung dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Yandri Susanto, yang mengunjungi sejumlah desa pertanian di Blora pada pertengahan Mei lalu.
Blora dianggap punya keunggulan strategis: lahan yang subur, ragam komoditas unggulan seperti padi, jagung, hingga sorgum, dan yang terpenting—komitmen desa-desa untuk mandiri melalui BUMDes.
Inilah kombinasi yang meyakinkan pemerintah pusat untuk menjadikan Blora sebagai percontohan nasional dalam pembangunan ketahanan pangan dari bawah ke atas.
“Sebenarnya, proyek ini semula direncanakan di luar Jawa. Tapi kami minta Blora jadi lokasinya setelah bertemu langsung dengan Dirjen di Kradenan,” ungkap Sukiran, Kepala Bidang Pemberdayaan DPMD Blora.
“Setelah kami paparkan potensi desa dan kekuatan BUMDes kami, akhirnya Blora disetujui jadi ikon nasional,” tambahnya.
Langkah ini sejalan dengan PP Nomor 2 Tahun 2024 dan Permendes Nomor 3 Tahun 2025 yang mengatur bahwa minimal 20 persen Dana Desa dialokasikan untuk ketahanan pangan.
Swasembada Pangan dari Potensi Lokal
Program ini tidak memaksakan satu jenis tanaman untuk seluruh desa. Sebaliknya, desa-desa akan diberdayakan sesuai potensi masing-masing. “Tidak harus sorgum seperti yang dikunjungi Pak Menteri. Bisa jagung atau padi, tergantung kekuatan lokal. Kami dorong agar desa benar-benar mengenal kekuatannya sendiri,” ujar Sukiran.
Lebih dari sekadar pertanian, inisiatif ini adalah wujud nyata pemberdayaan ekonomi desa. Dengan BUMDes sebagai penggerak, hasil pertanian dapat dikelola, dipasarkan, bahkan diolah lebih lanjut oleh masyarakat sendiri.
“Ini bukan hanya soal ketahanan pangan, tapi soal kedaulatan ekonomi desa. Masyarakat tidak hanya menanam, tapi juga mengelola dan mendapat nilai tambah dari hasil buminya,” terang Sukiran.
Menyambut Visi Besar Pemerintah
Langkah Blora ini selaras dengan visi Presiden terpilih Prabowo Subianto yang menempatkan ketahanan pangan sebagai prioritas strategis nasional. Dengan Blora sebagai percontohan, program ini diharapkan bisa menjadi model yang direplikasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.
“Kami tidak hanya ingin sukses di Blora, tapi memberi inspirasi untuk desa-desa di seluruh Nusantara. Ketahanan pangan harus dimulai dari desa,” tegas Sukiran.
Jika berhasil, Blora bukan hanya menjadi lumbung pangan, tetapi juga simbol kebangkitan ekonomi desa berbasis kemandirian. Dari Blora, untuk Indonesia.(red)