Suaradesa.co (Bojonegoro) — Sejumlah petani jagung di selatan Bojonegoro harus panen lebih awal akibat hujan turun dalam beberapa pekan terakhir. Sehingga menimbulkan dampak negatif bagi tanaman pangan ini.
Salah satu dampaknya adalah harga jagung hibrida yang khusus dijual untuk pakan ternak itu saat ini harganya di pasaran malah turun.
Jayan salah seorang petani jagung di Desa Turi Kecamatan Tambakrejo mengatakan, sekarang harga jagung turun hingga Rp. 3500 perkilogram.
Penurunan harga jual jagung hibrida ini, tak lepas dari faktor hasil panen yang kurang maksimal. Sebab, sekarang curah hujan tinggi dan banyak jagung yang terendam air di area persawahan.
“Yah beginilah hasilnya, kita juga sudah pasrah jika memang nantinya akan merugi, memang sekarang gak gampang memprakirakan cuaca,” ujarnya.
Sutasmi juga mengatakan, bahwasanya masa panen jagung hanya butuh waktu 100 hari atau 3 bulan lebih setelah tanam. Hanya saja, dia menyayangkan dengan harga jual yang turun saat ini.
“Padahal semasa tanam jagung saya harus mengulang dua kali akibat curah hujan, akan tetapi di waktu menjelang panen jagung sawah kami sudah terendam air, jadi mau gak mau harus di panen,” ungkapnya. (Sya)