Hukum & Kriminal

Komisi D Dinilai Kurang Responsif, NGO Jalak Desak Sidak Proyek Tebing Bengawan Solo

×

Komisi D Dinilai Kurang Responsif, NGO Jalak Desak Sidak Proyek Tebing Bengawan Solo

Sebarkan artikel ini
Komisi D Dinilai Kurang Responsif, NGO Jalak Desak Sidak Proyek Tebing Bengawan Solo
Komisi D Dinilai Kurang Responsif, NGO Jalak Desak Sidak Proyek Tebing Bengawan Solo

Suaradesa.co – Non-Government Organization (NGO) Jaring Pelaksana Antisipasi Keamanan (Jalak) menyayangkan sikap Komisi D DPRD Bojonegoro yang hingga saat ini belum merespons kerusakan signifikan pada proyek pembangunan pelindung tebing Sungai Bengawan Solo di Desa Lebaksari dan Desa Tanggungan, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro.

Proyek yang dikerjakan oleh PT Indopenta Bumi Permai asal Surabaya ini baru selesai pada akhir Desember 2024. Namun, saat ini telah mengalami ambles sepanjang 270 meter, dengan rincian 200 meter di Desa Tanggungan dan 70 meter di Desa Lebaksari.

Ketua Umum NGO Jalak, Santoso, mendesak Komisi D DPRD Bojonegoro untuk segera turun tangan dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lokasi proyek.

Baca Juga :  Puluhan Hektar Tanaman Padi di Tuban Terendam Banjir

“Sudah seharusnya Komisi D bertindak tegas dengan turun langsung ke lokasi. Jangan-jangan mereka ‘masuk angin’,” ujarnya dengan nada kritik.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Komisi D DPRD Bojonegoro, Amin Thohari, SH, MH, membantah tudingan tersebut. Menurutnya, Komisi D telah berencana untuk melakukan sidak, namun masih dalam tahap penjadwalan.

“Kita akan sidak secepatnya dan menindaklanjuti hal ini,” tegasnya.

Proyek Masih dalam Masa Pemeliharaan

Proyek dengan panjang total 980 meter dan nilai kontrak sebesar Rp39,6 miliar ini masih dalam masa pemeliharaan oleh kontraktor hingga Desember 2025. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Kabupaten Bojonegoro, Heri Widodo, telah meminta PT Indopenta Bumi Permai untuk segera melakukan perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi.

Baca Juga :  Inilah Progres Pembangunan Jalan dan Jembatan di Bojonegoro

Pelaksana Lapangan PT Indopenta Bumi Permai, Ardhiyana, menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah awal dengan mengangkat beban bronjong guna mencegah kerusakan lebih lanjut. Namun, proses perbaikan menyeluruh terkendala oleh lahan persawahan warga yang belum dipanen.

“Perbaikan akan dilanjutkan setelah masa panen selesai, dengan target waktu pengerjaan selama 150 hari,” jelasnya.

Dengan adanya kerusakan ini, masyarakat berharap pihak terkait dapat segera bertindak agar proyek yang menelan anggaran besar ini benar-benar berfungsi sesuai harapan dan tidak menimbulkan kerugian lebih lanjut. (red)