Bojonegoro- Dampak kekeringan yang disebabkan oleh badai El Nino belakangan ini, terutama di Kabupaten Bojonegoro, telah menjadi perhatian PJ Bupati Bojonegoro, Adriyanto.
Pihaknya turun langsung ke wilayah terdampak, khususnya Desa Tulungrejo Kecamatan Sumberrejo.
Peninjauan ini berlangsung setelah silaturahmi dengan pengasuh dan pengurus Pondok Pesantren At-Tanwir Talun pada Kamis, 05 Oktober 2023.
Peninjauan tersebut mendapat sambutan hangat dari tokoh masyarakat Desa Tulungrejo yang turut hadir untuk menyampaikan keluhan mereka terkait keterbatasan pasokan air bersih selama musim kemarau tahun ini.
“Setiap tahun selama musim kemarau, kami kesulitan mendapatkan air bersih yang layak untuk konsumsi,” ungkap Dian Setyo Utomo, Sekretaris Desa Tulungrejo.
Dian Setyo Utomo juga mengungkapkan bahwa di musim kemarau panjang seperti tahun ini, warga di sekitar Desa Tulungrejo kesulitan mendapatkan air untuk memasak, minum, maupun mandi.
Sumber air permukaan dengan kedalaman sekitar 10 hingga 12 meter tidak lagi menghasilkan air, sementara air dari sumber air dalam dengan kedalaman sekitar 40 meter terasa asin dan tidak layak untuk dikonsumsi.
Melihat kondisi yang memprihatinkan ini, Pemkab Bojonegoro melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro telah mendistribusikan bantuan air bersih setiap 2-3 hari di desa tersebut.
Namun, bantuan ini masih dirasa kurang mencukupi untuk kebutuhan air konsumsi warga.
Sekretaris Desa Tulungrejo berharap Pemkab Bojonegoro dapat memfasilitasi pembuatan sumur bor yang dapat memenuhi kebutuhan air warga.
Merespons keluhan warga, PJ Bupati Adriyanto berjanji akan segera mengambil tindakan. Salah satu langkah awal adalah melakukan pemetaan dan survei sumber air menggunakan teknologi geolistrik di beberapa titik potensi sumber air yang akan dijadikan sumur bor.
Langkah ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kekeringan yang sedang dihadapi oleh warga di wilayah tersebut. (rin/zen)