Suaradesa.co (Bojonegoro) – Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang quick respon, Pemkab Bojonegoro, Jawa Timur meresmikan aplikasi Bojonegoro Safety Center (BOOSTER) 119.
Acara simbolis peresmian BOOSTER 119 serta sosialisasi berlangsung di Pendopo Malowopati pada Kamis (25/11/2021).
Aplikasi BOOSTER 119 sendiri merupakan bentuk pelayanan kegawatdaruratan terpadu. Yang tentunya diperlukan masyarakat saat mengalami kecelakan atau bencana alam.
Kepala Dinas Kesehatan, Ani Pudjiningrum menambahkan bahwa wilayah Bojonegoro adalah wilayah yang rawan terjadi bencana.
“Di mana kondisi tersebut membutuhkan tindakan yang cepat serta tepat,” tukasnya.
Sebelumya, Pemkab Bojonegoro telah merilis pelayanan call center 119 sejak pandemi 2020. Pelayanan meliputi kegawatdaruratan sesuai kondisi yang terjadi saat itu.
Tim memanfaatkan perkembangan teknologi informasi guna percepatan layanan yang bisa diakses lewat aplikasi emergency smart PSC 119 sebagai sarana komunikasi command center dengan daring 36 puskesmas dan 10 RS di Bojonegoro.
“Selain itu, masyarakat juga dapat menghubungi BOOSTER 119 di nomor 081132277119,” tegasnya.
Teknis pelayanan BOOSTER 119 adalah masyarakat menghubungi call center melalui aplikasi BOOSTER 119. Kemudian, command center akan melakukan komunikasi dengan pelapor untuk melakukan identifikasi korban serta lokasi kejadian.
Selanjutnya, command center yang terletak di Dinas Kesehatan akan memberikan penugasan kepada tim gerak cepat dari lokasi kejadian untuk memberikan pertolongan pertama. Serta, memberikan rujukan terdekat sesuai dengan kondisi korban.
Pada kesempatan ini, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah yang hadir secara virtual menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi pelayanan aplikasi BOOSTER 119.
“Ini merupakan pelayanan yang bagus di mana kita bisa memberikan respon yang cepat saat masyarakat sedang genting dalam membutuhkan pertolongan” ungkapnya.
Ia menambahkan, bahwa ada beberapa hal yang perlu diantisipsi. Di antaranya adalah pencegahan sistem yang bermasalah karena cuaca, teknologi, operator atau petugas yang tidak siaga.
“Maka saya berpesan untuk memastikan serta menjamin bahwa sistem bisa berjalan dengan baik. Karena, sistem yang bagus harus terintegrasi dengan baik pula,” pungkasnya (*Rin).