Ketelatenan Mohammad Ya’um asal Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, patut diacungi jempol. Bertahun-tahun membuka usaha bengkel motor, dari semula hanya berpendapatan ratusan ribu kini meraup untung jutaan rupiah.
Cuaca siang itu begitu terik, suara bising deasel mengiringi gerakan tangan seorang pria membersihkan rongga-rongga mesin motor matic keluaran terbaru.
Nampak gurat-gurat semangat dari wajahnya, meski berbalut keringat namun tetap memberikan senyum ramah, saat jurnalis Suaradesa.co menghampirinya.
Pria yang dilahirkan 45 tahun silam itu, bernama Mohammad Ya’um. Biasa disapa Pak Ya’um.
Bangunan kecil berukuran 7×10 meter itu berbau khas oli dan bensin. Bermacam alat-alat service motor nampak berserakan menjadi tempat kerja pria berkumis tipis itu selama hampir 14 tahun lamanya.
Berjejer motor-motor yang menunggu giliran diservice oleh tangan kekar berwarna sawo matang khas warna kulit masyarakat di Indonesia.
Salah satu motor tersebut, ternyata milik seorang pekerja minyak dan gas bumi (migas) tepatnya proyek EPC GPF Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang tengah dikerjakan oleh PT Rekayasa Industri (Rekind).
Adanya pekerja-pekerja migas itulah yang membuat Pak Ya’um semakin semangat bekerja. Bagaimana tidak, jika dulunya satu hari hanya mendapatkan 2 atau 3 pelanggan, kini bisa mencapai 10 orang pelanggan yang mempercayakan kendaraan bermotor mereka untuk diservice.
“Alhamdulilah, pendapatan sejak adanya proyek migas semakin bertambah,”tukasnya.
Meskipun ramai setiap harinya, namun Pak Ya’um tidak berniat merekrut karyawan. Semua kendaraan tersebut ditanganinya sendiri.
Tidak ada satupun, pelanggan yang mengeluhkan hal itu. Mereke rela antri berjam-jam demi mendapatkan kondisi mesin yang diinginkan.
“Saya sangat bersyukur, rata-rata pekerja migas itu datangnya di bengkel milik saya. Bahkan mobil juga sering kesini,”imbuhnya.
Banyak pelanggan dari proyek JTB, tidak menjadikan Pak Ya’um kalap mematok upah service. Masih dalam batas wajar yaitunantara Rp25.000 sampai Rp35.000 sekali service.
“Satu bulan saya bisa mendapatkan uang itu, sekitar Rp3 juta lebih. Tergantung, itu bersih segitu,”tukasnya.
Dari hasil membuka usaha itu, Pak Ya’um bisa menabung dan mencukupi kebutuhan sehari-hari di masa Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Ribuan pekerja di proyek migas yang berpusat di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem itu, telah banyak memberikan dampak positif di semua sektor.
Berkurangnya jumlah pekerja hingga nanti selesainya proyek tersebut di akhir tahun, tidak menjadikan Pak Ya’um khawatir. Dia yakin, rezeki pasti akan terus mengalir. (*Rin)
Tulisanya keren !