Suaradesa.co (Bojonegoro) – Kabupaten Bojonegoro memiliki potensi alam yang luar biasa. Salah satunya sensasi pertambangan tradisional minyak dan gas bumi di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan.
Memiliki nama lain Petroleum Geopark Wonocolo, tempat tersebut merupakan peninggalan zaman penjajahan Belanda.
Kawasan Wonocolo merupakan penambangan minyak tradisional yang digarap oleh kelompok penambang dari masyarakat setempat secara turun temurun.
Dengan pemandangan bukit yang penuh dengan sumur-sumur tradisional dengan beberapa tongkat kayu panjang tertancap sebagai penyanggahnya.
Ada juga, suara gemuruh mesin diesel penarik slink dan bau solar yang begitu menyengat di sekitar.
Aktivitas para penambang menggerakan slink dan mengarahkan timba yang ukurannya melebihi tubuh mereka ke dalam lubang sumur akan jadi pemandangan.
Meski jumlahnya telah berkurang, namun masih ada yang melakukan proses penyulingan minyak mentah menjadi solar dan bensin hingga menjadi minyak tanah secara tradisional.
Tidak jauh dari lokasi penambangan, ada Museum Geopark yang dikelola oleh Pemkab Bojonegoro.
Di puncak bukit terdapat satu lokasi yang menjadi titik pemandangan melihat kawasan Wonocolo dari berbagai penjuru.
Ada juga warung yang menyediakan makanan khas masyarakat di Kecamatan Kedewan yaitu nasi gulung. Tidak hanya nasi gulung dengan sambal terinya yang lezat, namun juga kopi kothoknya yang lezat menjadi paduan yang sempurna menikmati pemandangan. (*Rin)