Suaradesa.co, Bojonegoro – Jagong Gayeng Budaya bertema “Rasa Melu Handerbeni” bersama budayawan kondang, Sujiwo Tejo, memberi kesan mendalam dan memukau semua peserta.
D engan pembawaannya yang khas dari seorang seniman, pria yang akrab disapa Mbah Tejo ini menyampaikan jika pada masa kepemimpinan Bupati Anna Mu’anawah selama ini telah membangun Bojonegoro.
“Kita lihat mulai pelosok desa hingga hutan, jalannya telah dibangun. Kalau mau tahu prosesnya, baca bukunya Bu Anna yang judulnya “Membangun Sejak Dalam Pikiran,”ungkapnya.
Sujiwo mengatakan jika Bupati Anna telah membangun Bojonegoro dengan harapan. Kemudian adanya rasa “Handerbeni” warga Bojonegoro harus punya rasa memiliki.
“Sehingga apa yang sudah dibangun, patut dijaga bersama-sama,”pesannya dengan penuh bijak.
Meski demikian, Sastrawan kondang di Indonesia tersebut mengingatkan jika harapan merupakan sumber kekecewaan. Sehingga, perlu adanya rasa memiliki.
“Kita harus punya rasa memiliki salah satunya ya rasa memiliki Bojonegoro,”paparnya.
Diungkapkan, jika Bupati Anna Mu’awanah masih memiliki pulung (pertanda kuat) untuk menjadi Bupati Bojonegoro, untuk kedua kali.
“Apalagi, membangun Bojonegoro itu harus bertahap. Tidak bisa semuanya diselesaikan dalam waktu singkat,”tandasnya.
Dia juga mengingatkan pentingnya untuk fokus pada sebuah acara penting demi kemaslahatan orang banyak dengan tidak bermain handphone.
“Jadi, kalau saya ini bekerja ya allout, hp mati. Kalau masih ada yang tidak fokus saat menghadiri acara dengan HP, ya bagaimanapun Indonesia bisa maju. Karena akhirnya tidak akan memahami apa yang disampaikan dalam acara itu,”tukasnya.
Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah dalam sambutannya menyampaikan jika Jagong Gayeng Budaya dilaksanakan di halaman Pendopo Kecamatan Gayam agar kegiatan tidak hanya terpusat di perkotaan.
“Terimakasih atas dukungan semua pihak sehingga acara malam ini bisa bermakna dengan hadirnya Mbah Sudjiwo Tejo,”tukasnya.
Jagong Gayeng yang diiringi paduan suara dari Universitas Bojonegoro tersebut, digelar di halaman Pendopo Kecamatan Gayam.
Acara ini dihadiri oleh Forum Komunikasi Pimpinan (Forkompimda) Bojonegoro, Forkompimcam, politikus, perwakilan warga dari Kecamatan Gayam, Budayawan, Media, dan tokoh agama, camat, dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkup Pemkab Bojonegoro.
Diskusi ganyemg berlangsung dimulai pukul 20.00 wib hingga 22.00 wib. Penampilan Sujiwo Tejo mampu menghipnotis semua peserta undangan.
Dengan bahasa khasnya, Sujiwo Tejo menyelingi “wejangan-wejangan” yang tajam namun memberi arti dengan lagu-lagu Jawa yang penuh makna.
Sebagian lagu yang dibawakan merupakan ciptaan Sujiwo Tejo nampak memberi makna dan kesan mendalam demi terciptanya kelanggengan dan kondosufitas dari seluruh elemen di Kabupaten Bojonegoro. (rin/nul)
