Suaradesa (Bojonegoro) – Pandemi Covid-19 membuat perayaan HUT RI ke- 76 kali ini berbeda dari sebelum-sebelumnya. Karena perlombaan sebagai rasa suka cita masyarakat Indonesia harus ditiadakan.
Namun hal itu tidak menyurutkan semangat para sekretaris desa di Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Dengan membuat Film pendek berjudul Inlander ’45, sebanyak 16 Sekretaris Desa di Kecamatan Kalitidu telah menciptakan karya yang mampu membangkitkan semangat kemerdekaan.
Film pendek berdurasi 7 menit 22 detik ini membuat para penonton merinding dan membayangkan masa peperangan zaman dahulu pada tahun 1940-an.
Inlander ’45 merupakan sebuah film trilogi perjuangan rakyat Indonesia melawan Belanda. Berlatar belakang tahun 1940-an, film ini mengisahkan tentang para pemuda pribumi yang mempertahankan tanah air dari para penjajah.
Film berdurasi 7 menit 22 detik ini dibintangi oleh Sekretaris Camat Kalitidu, Wiyanto, dan 16 Sekdes se Kecamatan Kalitidu diantaranya Agus Widodo, Galih Pramana Putra, Oki Jaya Mahendra, Agus saputra, Eka Prasetya Oktavio, Rico Agus H, Yahya Ketut Edi, Moch Muchlisin, Eko Laksono, Roza rahmad, Edi Laksono, Isa Ansori, Rio Perdana, Agung Arifani, Ainun Jariyah, dan M Alfin Budhi P.
Pembuatan film dilakukan di beberapa titik lokasi diantaranya kantor Balai Penyuluhan Pertanian, Desa Brengglo, rumah warga Desa Grebegan, dan Waduk Dayaan, Desa Wotangare, para pemain nampak sangat menjiwai perannya masing-masing.
Ketua Paguyuban Sekdes Kecamatan Kalitidu, Agus Widodo, mengungkapkan, proses syuting dilakukan tanpa latihan.
“Semua murni penjiwaan karakter dari para pejuang kita dahulu,” ujar Agus.
Dia sendiri berperan sebagai seorang “Menir” atau kepala pasukan Belanda yang memimpin pasukan untuk menyerang warga pribumi.
“Saya semangat sekali meski memerankan orang Belanda, bahkan bergetar melihat teman-teman yang lain mengarahkan senapan mainan ke arah saya,” ungkapnya.
Dengan properti kendaraan perang dari Polsek Kalitidu dan pasukan seragam Banser, suasana semakin menegangkan. Aksi tembak-tembakan juga terlihat nyata.
“Merinding itu waktu endingnya para pejuang berteriak Merdeka! aduh, gimana ya rasanya puas sekali sooting meski terik matahari,” tukasnya.
Dalam film tersebut juga ditampilkan pidato-pidato Soekarno yang membakar semangat nasionalisme, masa-masa pengasingan hingga detik-detik proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang membuat haru. (*Rin)