Suaradesa.co (Bojonegoro) – Pengrajin tempe di Kabupaten Bojonegoro mengeluh naiknya harga kedelai dari 9.000 menjadi 10.800/kg. Dampaknya pembuatan tempe oleh Pengrajin tempe berkurang sampai 60%.
Pujiati salah satu pengrajin tempe di Desa Sukorejo Kecamatan Bojonegoro mengatakan, harga kedelai dalam beberapa pekan terakhir naik terus.
Sebelumnya harga kedelai paling mahal Rp9.000/ kg kemudian naik menjadi Rp9500, naik lagi Rp10.000/ kg dan terakkir hampir menyentuh Rp11.000/ kg.
“Saat ini hanya mampu mempuat tempe 40 kg saja,pdhl sebelumnya dlm sehari bisa membuat tempe dengan bahan kedelai sampai 1 kwintal,”tukasnya.
Dijelaskan Pujiati ,Naik nya harga kedelai membuat pengrajin tempe tdk berani menaikkan harga jual tempe,krn dikawatirkan tempe tdk laku .
Sedang utk Menyiasati agar pengrajin tempe tdk rugi,
Untuk ukuran tempe juga diperkecil,sehingga pengrajin dan pembeli tempe sama sama tidak dirugikan
Ditambahkan pula naiknya harga kedelai saat ini terhitung sangat tinggi,apalagi harganya naik lebih dari Rp10.500 lebih per kg,dan sempat membuat pengusaha tempe dan tahu kaget.
Pujiati juga menjelaskan ,tahun-tahhn sebelumnya harga kedelai import di Bojonegoro naik Rp7500 atau Rp8500/kg saja dr harga sebelumnya Rp7000/kg.
Sedang utk harga jual tempe dipatok 1 lonjor Rp10 rb ukuran besar dan Rp5.000 ukuran sedang,untuk ukuran kecil Rp3.000
Rahma pengrajin tempe lainnya mengatakan, kenaikan harga kedelai ini membuat dia terpaksa mengurangi jumlah produksi dr sebelumnya 75 kg menjadi 30 kg saja.
Sedang menyiasati agar penjualan tempe tidak rugi krn dampak harga kedelai naik. pembuatan tempe ukurannya diperkecil sedang harga jualnya tetap seperti biasa.
Ditambahkan Rahma dengan harga kedelai Rp10.500 rb/ kg saat ini, para pengusaha tempe di sekitar rumahnya juga banyak yg mengurangi jumlah produksi hampir 50 persen
Pengusaha tempe juga berharap, harga kedelai tidak akan naik lagi,kl naik lagi mereka mengaku akan berhenti sementara utk berproduksi. (*Rin)