Suaradesa.co (Bojonegoro) – Penghuni muka bumi baru saja selesai menghadapi keadaan yang tidak menguntungkan yaitu pandemi COVID-19.
Banyak kegiatan yang terpaksa ditunda bahkan dibatalkan karena dengan adanya pandemi ini harus melakukan physical distancing untuk meminimalkan risiko penularan.
Beberapa bulan lalu hampir semua kegiatan dilakukan di dalam rumah. Tidak sedikit pula yang bekerja dan belajar dari rumah.
Untuk mengurangi stress, orang-orang cenderung mencari kegiatan lain untuk refreshing dan mengisi waktu luang di rumah,salah satunya berkebun.
Dalam berkebun tidak selalu membutuhkan lahan yang luas, bahkan di teras kecilpun dapat dimanfaatkan untuk berkebun.
Ada salah satu gaya berkebun yang sangat cocok diterapkan di lahan-lahan sempit yaitu permakultur.
Seperti yang di lakukan oleh Guru MA Islahiyah Kalitidu Ini M. Faiz Kholili (31) yang membuat Premakultur karena ingin melestarian lingkungan.
“Permakultur itu desain lingkungan mas, tanamannya ada banyak, soalnya sistem tanamnya polikultur. Polikultur memungkinkan kita bercocok tanam tanpa pestisida,” jelas alumni UNDAR itu, Sabtu (9/7/2022).
Dia melanjutkan, Permakultur itu tidak hanya tanaman, karena di dalamnya ada sistem penataan lahan, Pemanfaatan energi.
“Hasil dari premakultur ini sebagian di konsumsi sendiri dan Saya jualnya sistem tanaman hias. Dijual langsung dengan polibagnya,” ujarnya kepada wartawan Suaradesa.co.
Selain itu permakulturnya juga menjadi wisata edukasi kecil-kecilan, sudah lumayan pengunjungnya dari seputaran Kabupaten Bojonegoro. Selain itu juga melayani pengiriman ke seluruh wilayah Indonesia.
“Biasanya pengunjung itu kalau pulang beli tanaman dan itu sumber pemasukan saya. Selain itu juga ada yg khusus datang untuk beli sayur,” ungkapnya.(sya)