Suara Desa
  • Home
  • Headline
  • Desa Update
  • Kanal Desa
  • Peristiwa
  • Rilis
  • Serba Serbi
No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • Desa Update
  • Kanal Desa
  • Peristiwa
  • Rilis
  • Serba Serbi
No Result
View All Result
Suara Desa
No Result
View All Result
Dari Pendidikan Bahasa Inggris Gratis Hingga Wisata Edukasi Inilah Perjuangan Priyo Pertahankan Kampung Tumo

Dari Pendidikan Bahasa Inggris Gratis Hingga Wisata Edukasi Inilah Perjuangan Priyo Pertahankan Kampung Tumo

Ririn W by Ririn W
Rabu, 8 Juli 2020 - 10: 22
in Headline, Kanal Desa
0
166
VIEWS
SharedSharedShared

Suaradesa.co (Hargomulyo) – Keberadaan Kampung Inggris di Dusun Tumo, Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menjadi daya tarik tersendiri.

Pasalnya dusun tersebut menjadi pusat pendidikan
bahasa inggris, pramugari, serta perhotelan.

Pendiri Kampung Inggris, Priyo Martono (39), menuturkan pendidikan bahasa inggris di desanya dinilai kurang maksimal, tidak seperti layaknya di kota.

Itulah sebabnya, mengapa Priyo semangat
untuk mendirikan Kampung Inggris atau biasa disebut Kampung Tumo.

Berita Lainnya :

Pengrajin Ale di Desa Talok Dapat Pelatihan Untuk Tingkatkan Ekonomi

Anna Mu’awanah Nakhodai DPC PKB Bojonegoro

Dia berpendapat, untuk bisa bersaing di zaman sekarang ini, kunci utamanya adalah di bahasa, terutama bahasa asing.

“Bahasa Inggris ini salah satunya,”jelasnya, Rabu (8/7/2020).

Priyo berharap kemampuan bahasa Inggris tidak hanya dimiliki orang kota yang notabene memiliki kemampuan biaya, tapi di desa pun punya kekuatan berupa kurikulum
konsep pendidikan yang standarnya mungkin nasional atau bahkan internasional.

Pria yang juga memiliki lembaga kursus di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, menuturkan, tujuan mendirikan Kampung Inggris Tumo sebenarnya sangat sederhana.

Negara itu disebut maju jika Sumber Daya Manusianya (SDM) maju, sedangkan SDM maju itu kalau pendidikannya maju. lebih lanjut dia mengatakan selama ini desa identik dengan
keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan.

“Karena pendidikannya tidak pernah disentuh oleh pemerintah,” imbuhnya.

Priyo mengatakan pada awal membuka lembaga kursus bahasa Inggris, dia menggratiskan biaya untuk masyarakat lokal dengan cara langsung mengundang siapapun yang ingin
kursus bahasa Inggris mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) atau siapapun yang ingin belajar bahasa Inggris dipersilahkan langsung datang
ke Kampung Inggris Tumo.

Pada awalnya peserta mencapai 500 lebih yang berasal dari seluruh kecamatan Kedewan. Namun seiring berjalannya waktu jumlahnya menurun
drastis karena orang tua yang mengantar terkendala waktu bekerja.

“Hampir semuanya datang untuk merasakan pusat pelatihan yang dibuat seperti Kampung Inggris di Pare, Kediri,” tandasnya.

Sedangkan upaya yang dilakukan agar Kampung Inggris Tumo dikenal luas adalah dengan konsep wisata edukasi. Karena lembaga pusat pelangihan tersebut tidak hanya berfokus pada
kursus bahasa Inggris melainkan ada pengembangan diri, public speaking, sekolah pramugari, perhotelan, dan lain-lain.

Untuk tenaga pengajar sendiri menyesuaikan dengan materi yang dibutuhkan, misalkan yang dibutuhkan bahasa inggris dia menerjunkan tutor yang saat ini sudah ada empat
sampai lima orang.

“Untuk tutor pramugari mendatangkan instruktur dari luar kota seperti Surabaya, Jakarta, dan Bali.
Sedangkan anak didik berasal dari seluruh nusantara seperti Bali, Medan, dan bahkan dari Aceh,” tegasnya.

Saat ditanya bagaimana respon dari Pemkab Bojonegoro
mengenai keberadaan Kampung Tumo, sejauh ini pihaknya sudah sering kolaborasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, itupun hanya sebatas memberikan pelatihan tentang kepribadian.

“Akan tetapi bantuan dalam bentuk materi ataupun sarana dan prasarana dari Pemkab Bojonegoro sampai saat ini belum ada. “Secara riil mereka hanya memberikan support
dari sisi verbal saja,” terang Priyo.

Pria yang juga masih aktif sebagai Pramugara Maskapai Internasional tersebut berharap kedepannya Pemkab Bojonegoro juga bisa turut andil untuk memberikan sumbangsih
baik berupa penataan jalan atau mungkin juga peralatan-peralatan yang mereka butuhkan. (*Abr)

Penulis ; Abror

Editor ; Nafita Sari

Previous Post

Disdukcapil ; Kepengurusan KIA di Bojonegoro Capai 55.357 Anak

Next Post

Bupati Bojonegoro Kembangkan Wisata Lokal Berbasis Kerakyatan di Desa Kabalan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Terbaru

Pengrajin Ale di Desa Talok Dapat Pelatihan Untuk Tingkatkan Ekonomi

Pengrajin Ale di Desa Talok Dapat Pelatihan Untuk Tingkatkan Ekonomi

Minggu, 7 Maret 2021
Anna Mu’awanah Nakhodai DPC PKB Bojonegoro

Anna Mu’awanah Nakhodai DPC PKB Bojonegoro

Minggu, 7 Maret 2021
Gus Huda : MUI Bojonegoro Harus Mampu Tingkatkan Perekonomian Umat

Gus Huda : MUI Bojonegoro Harus Mampu Tingkatkan Perekonomian Umat

Minggu, 7 Maret 2021
Suaradesa.co Siap Berkarya di Usia Baru

Suaradesa.co Siap Berkarya di Usia Baru

Minggu, 7 Maret 2021
Suara Desa

SuaraDesa.co adalah media berbasis data yang disajikan sesuai fakta yang ada.

Menu SuaraDesa.co

  • Desa Update
  • Headline
  • Kanal Desa
  • Peristiwa
  • Rilis
  • Serba Serbi

Ikuti Kami :

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

© 2020 SuaraDesa.co - Suara Berbasis Data dan Fakta

No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • Desa Update
  • Kanal Desa
  • Peristiwa
  • Rilis
  • Serba Serbi

© 2021 suaradesa.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In