Suaradesa.co (Bojonegoro) – Mayoritas warga Desa Ngadiluhur, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Namun, banyak petani mengeluhkan kurangnya air yang menjadi kendala utama.
Kepala Desa Ngadiluhur, Muhargo, menyampaikan, jika untuk memberi solusi kekurangan air tersebut yakni dengan menyiapkan dua mesin diesel guna menyalurkan air untuk irigasi dari aliran Sungai Pacal.
Jika air melimpah, dalam satu hari mesin tersebut bisa mengairi hingga dua hektar sawah warga.
Tetapi dua mesin diesel tersebut tidak bisa terus digunakan, terlebih irigasi kerap kering dan menunggu waktu yang cukup lama untuk bisa mengalir lagi.
“Kalo sungai sama irigasi kadang tiga hari bisa ngalir, tiga hari kering. Jadi ya menunggu,” kata Muhargo,Senin (31/5/2021).
Selain keringnya air, banyak juga warga desa yang sawahnya berada di sepanjang aliran sungai, menolak lahannya ditempati oleh mesin diesel. Mereka khawatir jika sawahnya akan longsor.
“Karena irigasi juga lebih banyak digunakan untuk desa tetangga jadi kita mengalah,” imbuhnya.
Ditemui suaradesa.co kepala desa mengaku jika solusi paling tepat untuk mengatasi kekeringan yang ada di desa adalah dengan membangun embung yang bisa digunakan untuk warga dengan mudah.
Menurutnya, embung bisa digunakan untuk menampung air hujan dengan kapasitas yang besar yang nantinya warga desa akan mudah mendapat air untuk sawahnya.
“Namun, desa belum mampu membangun karena anggaran terbatas,” tukasnya.
Handoyo (48) salah seorang petani mengaku jika kerap mengalami kekeringan pada sawahnya dan akan sangat setuju jika Desa Ngadiluhur memiliki embung yang dapat mempermudah pengairan.
“Kalo yang diirigasi kadang kering, jadi tidak pasti bisa atau tidak untuk mengairi sawah,” pungkasnya. (*Tya)