Suaradesa.co (Blora) – Bupati Blora Arief Rohman mengakui, beberapa tantangan yang dihadapi Kabupaten Blora adalah masih tingginya angka kemiskinan, stunting, gizi buruk, pernikahan dini, serta anak putus sekolah.
Hal tersebut disampaikan Bupati Blora dihadapan para mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Praktik Kependidikan (KKN-PK).
Arief Rohman berharap, kehadiran mahasiswa harus mampu menjadi solusi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat.
“Adik-adik ini berasal dari berbagai jurusan fakultas, diharapkan membantu memberikan solusi bagaimana bersinergi dengan masyarakat dalam mengaplikasikan terkait dengan banyak hal,” pinta Bupati.
Arief Rohman mengajak ratusan mahasiswa UNY untuk membantu mengatasi berbagai persoalan yang ada di Blora. Mahasiswa UNY dimaksud akan menjalankan KKN- PK di Blora selama enam bulan. Sebagai informasi, Blora menjadi salah satu dari 13 kabupaten/kota yang akan menjadi sasaran KKN-PK UNY.
“Saya mengucapkan terimakasih apresiasi setinggi-tingginya kepada UNY yang berkenan untuk bersama-sama salah satunya dengan Blora untuk Sesarengan membangun Kabupaten Blora,” ungkap Bupati saat memberikan arahan dalam acara pembekalan KKN PK UNY di Auditorium UNY Yogyakarta, Rabu (6/7/2022).
Melalui KKN, lanjut Arief, para mahasiswa yang sudah mendapatkan ilmu teori di kampus, bisa mengamalkan ilmu yang sudah diperoleh di tengah masyarakat.
“Ilmu-ilmu yang didapatkan selama perkuliahan untuk menganalisa permasalahan dan tentunya memberi solusi terhadap masalah yang dihadapi desa tersebut,” jelasnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik UNY, Prof Dr Margana, M.Hum, MA, mengungkapkan bahwa pelaksanaan KKN-PK di Kabupaten Blora diharapkan dapat turut serta membantu pemerintah untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi.
“Kami mengirimkan 287 mahasiswa dari prodi dan fakultas yang berbeda ini Insyaallah akan menggunakan multidispliner, dalam pemecahan masalah seperti kemiskinan, stunting yang ada di Blora sehingga lebih tajam dan lebih komprehensif, dalam mengawal pemberdayaan masyarakat yang ada di Blora,” papar Prof Margana. (tim)