Suaradesa.co (Tikusan) – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Tikusan, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, rupanya memiliki konsep yang berbeda dari desa-desa lain.
Desa Tikusan rencananya akan memaksimalkan potensi pertanian melalui teknologi dan wisata edukasi berbasis teknologi pertanian.
Kepala Desa Tikusan, Edi Sunarto, mengatakan, anggaran yang dikeluarkan untuk memulai BUMDes ini senilai Rp275 juta nantinya akan membeli 1 unit drone seharga Rp175juta dan pengembangan wisata dianggarkan sebesar Rp100juta rupiah.
“Drone yang dimaksudkan disini adalah alat untuk penyemprotan lahan pertanian dengan otomatis menggunakan remote control,” ujarnya, Selasa (16/3/2021).
Alat tersebut dapat menampung cairan seberat 15 liter dan memiliki teknologi autonomos yang dapat mendeteksi penyakit pada tanaman. Sehingga akan menghemat biaya dan sangat efisien waktu.
“Kalau pakai manual, 3 hektar bisa sampai 4 sampai 5 orang pekerja selama 5 jam. Tapi kalau pakai drone perhitungannya cukup dengan waktu 1 jam saja, untuk pengembangannya nanti drone juga akan bisa menyebar pupuk berbentuk solid,” imbuhnya.
Selain untuk efisiensi, tujuan lain dari program ini juga mengajak para pemuda untuk bertani, mengingat di masa millenial ini banyak sekali bahkan hampir tidak ada pemuda yang mau terjun ke dunia pertanian.
“Maka dari itu kepala Desa Tikusan berinovasi dan mengenalkan teknologi pertanian kepada para pemuda serta menunjukkan bahwa bertani juga bisa keren,” tukasnya.
Sebelum Desa Tikusan menganggarkan untuk membeli 1 unit drone, Kepala Desa sudah menjalin kerjasama lintas desa di antaranya Desa Sukowati, Desa Sambiroto, Desa Ngampel dan Desa Wedi.
“Jadi desa tersebut jika ingin melakukan penyemprotan masal sangat dipersilahkan untuk menyewa drone milik Desa Tikusan ini,” tukasnya.
Pihaknya mengklaim bahwa inovasi ini merupakan pertama yang ada di Bojonegoro, pemerintah desa sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Bupati Bojonegoro.
Pikiran yang menjadi pioneer ini mendapat tanggapan yang baik dikarenakan hal ini juga akan memajukan sektor pertanian yang ada di Bojonegoro.
Pemerintah desa juga akan membangun tempat wisata yang nantinya bisa membuka lapangan kerja bagi warga Desa Tikusan.
Tempat wisata tersebut akan dibuat di atas sungai yang akan diberi sekitar 10 ribu bibit ikan nila dan tawas.
Nantinya, akan dibangun gazebo-gazebo untuk pengunjung beristirahat dan tidak lupa makanan-makanan akan disediakan.
Namun, daya tarik utama yang disuguhkan adalah evolusi teknologi pertanian. Wisata ini akan menunjukkan bagaimana gambaran teknologi dari zaman dahulu hingga zaman modern saat ini sehingga dapat mengedukasi pengunjung khususnya para pelajar.
“Saya memiliki pengalaman bekerja di 3 negara maju, saya mengambil hal-hal baik dari sana termasuk teknologi pertaniannya, sekarang ini saya sudah memiliki wewenang untuk memimpin dan rasanya akan sangat disayangkan apabila apa yang saya dapat dari negara lain tidak saya aplikasikan pada negara kita walaupun masih dalam sektor desa,” imbuhnya.
Dia berharap kedepannya khususnya Desa Tikusan harus memiliki inovasi supaya desa memiliki tambahan penghasilan dan pendapatan asli desa meningkat serta BUMDes Tikusan akan menjadi contoh dan motivasi desa lain untuk mengembangkan teknologi pertaniannya.
“Pemerintah desa juga akan terus berupaya melakukan pengembangan teknologi yang nantinya tidak hanya di sektor pertanian namun akan merambat ke sektor-sektor lain,” pungkasnya. (Tya)