Gaza – Pelapor khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, menyatakan bahwa pembunuhan di lingkungan Al-Remal, Kota Gaza, dapat dianggap sebagai bagian dari proses genosida.
Terutama, terkait dengan laporan pembunuhan 11 pria Palestina oleh Tentara Israel pada 19 Desember 2023.
Menanggapi kejadian tersebut, Albanese menyatakan bahwa tindakan Israel di Gaza mirip dengan pembantaian warga sipil di tempat lain seperti Srebrenica dan Rwanda.
Ia menekankan urgensi untuk mencegah genosida dan mengkritik ketidakintervenan dunia terhadap kejadian serupa di masa lalu.
Pembantaian Srebrenica yang terjadi pada Juli 1995 adalah contoh lain yang disebutkan Albanese sebagai kejahatan serupa.
Saat ini, serangan Israel terhadap Gaza sejak Oktober 2023 telah menelan lebih dari 20.400 korban, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dengan serangkaian pengungsian dan kehancuran.
Dalam konteks serangan terbaru, lebih dari 100 orang dilaporkan tewas dalam serangan udara di Gaza tengah. Kementerian Kesehatan Palestina mencatat setidaknya 70 kematian di kamp pengungsi Maghazi, disertai puluhan korban luka dan kerusakan rumah dan infrastruktur.
Albanese menilai serangan tersebut sebagai pembantaian di lingkungan pemukiman yang padat dan menyebutnya sebagai kejahatan perang. Kelompok Hamas juga menyebut serangan tersebut sebagai kejahatan perang baru.
Sejak disetujuinya resolusi Dewan Keamanan PBB untuk meningkatkan bantuan ke Gaza, serangan udara semakin meningkat, meninggalkan dampak humaniter yang parah. (fa/rin)