Suaradesa.co (Bojonegoro) – Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) bekerja sama dengan Yayasan Daun Bendera Nusantara menggelar Jambore Petani.
Petani mandiri, pangan tercukupi menjadi motto dari kegiatan Jambore Petani Bojonegoro. Acara berlangsung pada tanggal 15-16 Desember 2021 di Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Dalam jambore tersebut, petani melakukan lokakarya membahas tentang berbagai permasalahan yang dihadapi petani Bojonegoro dalam melakukan budidaya tanaman.
Intensitas serangan hama menjadi masalah umum petani Bojonegoro. Menurut ketua panitia Jambore, Ahmad Ropingi, serangan hama dan penyakit tidak lepas dari cara budidaya yang selama ini dilakukan oleh petani.
Banyak petani menurutnya, sudah terlanjur menggunakan paket teknologi dengan asupan kimia yang membahayakan ekosistem lahan pertanian. Hal tersebutlah yang membuat menurunnya kesuburan tanah dan rentannya tanaman pada hama dan penyakit.
Selain itu, petani sebagai pelaku utama di sektor ini juga menghadapi bermacam-macam masalah lainnya. Biaya produksi yang tinggi, kecenderungan produksi yang menurun, harga jual komoditas yang rendah. Juga berkurangnya kepemilikkan lahan petani, keseimbangan ekosistem yang terganggu, dan regenerasi petani.
Berkurangnya minat menjadi petani menjadi ancaman serius bagi Bojonegoro sebagai wilayah agraris. Hal itu terlihat dari hasil Survei Pertanian Antar Sensus (Sutas) 2018 untuk wilayah Bojonegoro.
Jumlah petani dominan oleh kelompok umur 45-54 tahun dengan jumlah 69.769 laki-laki dan 7.164 perempuan. Sementara kelompok umur 25-34 tahun hanya berjumlah laki-laki sebanyak 15.851 dan perempuan 1.375. Dengan sumberdata yang sama, secara nasional, ancaman serupa juga terjadi dengan turunnya jumlah petani sebanyak 6 juta orang dalam 20 tahun terakhir.
Dalam Jambore ini, terdapat beberapa rangkaian acara yang menunjukkan upaya petani untuk mencapai kemandirian dan kedaulatannya. Petani menyampaikan pengalamannya dalam mengikuti Sekolah Lapangan Pertanian berikut hasil-hasil pencapaian dari kegiatan tersebut.
Untuk melanjutkan dan mengembangkan capaian, dalam dialog petani dengan pemangku kepentingan yang hadir, perwakilan petani meminta pemerintah Bojonegoro tanggap dan sensitif pada kepentingan petani. Anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro, merespon pernyataan petani dengan rencana Rancangan Perda Kabupaten Bojonegoro tentang Perlindungan Petani.
Perwakilan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro hadir menyatakan dukungannya terhadap kegiatan sekolah lapangan yang difasilitasi oleh EMCL dan Yayasan Daun Bendera Nusantara.
Perwakilan dari EMCL, Beta Wicaksono,
menganggap kemandirian petani akan mengurangi ketergantungan.
Sambil menunggu munculnya regulasi yang berpihak pada petani, menurutnya gerakan kemandirian petani melalui sekolah lapangan sangat perlu.
Petani belajar mehamami aspek produksi dengan perspektif pertanian ramah lingkungan dan metode budidaya tanaman sehat. (*Fa)