Bojonegoro, – Indonesia Institute Development of Society (IDFoS Indonesia) menyelenggarakan Diskusi Reboan bertema “Menghadapi Tantangan Perubahan Iklim: Peran Penting dalam Melestarikan Lingkungan dan Hutan.”
Acara ini dihelat di Aula Mayor Sogo Universitas Bojonegoro pada Rabu (13/12/2023).
Dalam pembukaan acara, Ketua IDFoS Indonesia, Joko Hadi Purnomo, menyampaikan urgensi diskusi ini sebagai respons terhadap tantangan global pemanasan global yang tengah dihadapi.
“Diskusi ini diadakan untuk menemukan gagasan dan kebijakan bersama agar dapat memberikan manfaat bagi kita semua,” ujarnya.
Diskusi dihadiri oleh tiga narasumber utama, dua di antaranya hadir langsung, yakni Prof. Dr. Suratman, M.Sc dari Universitas Gajah Mada dan Ir. Teguh Dwi Putra, S.Pt, M.Sc. IPM dari Poltana Mapena. Sementara itu, Nur Faizin dari BPSKL Wilayah Jawa menghadiri acara secara virtual.
Acara ini diikuti oleh 60 peserta diskusi yang berasal dari berbagai sektor, termasuk pemerintah, perusahaan/swasta, organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan media, dari kabupaten Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Blora.
Moderator Diskusi Reboan, Rizal Zubad Firdausi dari IDFoS Indonesia, membuka sesi dengan mengajak peserta untuk berdiskusi aktif terkait pentingnya menjaga keberlanjutan hutan di Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim.
Perwakilan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Kusnandaka, mengapresiasi inisiatif IDFoS Indonesia dalam mengadakan Focus Group Discussion (FGD).
“Masa yang akan datang adalah tantangan kita, keluhan masa kemarin adalah sejarah dan bagian inputing bagi kita untuk berpikir lebih maju,”ungkapnya.
Narasumber pertama, Nur Faizin, membahas Perhutanan Sosial sebagai bagian dari mitigasi kondisi lingkungan, khususnya di Pulau Jawa.
Ia membahas Program KKP (Kemitraan Kehutanan Perhutani) dan KKPP (Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif) yang melibatkan Perum Perhutani, CDK, dan Pemerintah Kabupaten untuk membantu penggarap kawasan hutan.
Prof. Dr. Suratman, M.Sc membahas Konservasi Hutan untuk Meningkatkan Mitigasi, menekankan pentingnya edukasi dan tindakan nyata dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
“Jiwa melestarikan dan melindungi hutan adalah prinsip konservasi,”tegasnya.
Narasumber terakhir, Ir. Teguh Dwi Putra, S.Pt, M.Sc. IPM, menyoroti integrasi sektor pendidikan dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan dan pelestarian hutan.
“Pendidikan dapat membentuk karakter dan kemampuan individu untuk menjaga lingkungan,” ujarnya.
Dalam penutup acara, Ir. Teguh mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga lingkungan, hutan, dan kehidupan.
Diskusi Reboan ini diharapkan mampu menciptakan inisiatif dan gagasan baru guna menjaga keberlanjutan lingkungan demi generasi mendatang.(fa/rin)