Suaradesa.co (Bojonegoro) – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengeluarkan rilis terkait dengan potensi bencana pergerakan tanah di wilayah Jawa Timur pada September 2021. Hampir seluruh kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Timur memiliki potensi pergerakan tanah.
Termasuk di Kabupaten Bojonegoro. Dari 28 kecamatan, ada 14 kecamatan yang berpotensi terjadi bencana pergerakan tanah pada September 2021.
Dari 14 kecamatan tersebut dengan potensi pergerakan tanah.
Menurut prakiraan yang dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, di Kabupaten Bojonegoro yang berpotensi menengah tinggi terjadi pergerakan tanah yakni di Kecamatan Bubulan, Kasiman, Malo, Margomulyo, Ngambon, Sugihwaras, Tambakrejo, Temayang, dan Kecamatan Trucuk.
Sedangkan kecamatan yang berpotensi mengalami pergerakan tanah dengan potensi menengah diperkirakan terjadi di Kecamatan Dander, Kalitidu, Kedungadem, Ngasem, dan Kecamatan Ngraho.
Menyikapi adanya potensi bencana tersebut Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro Zaenul Ma’arif mengatakan, sebelumnya BPBD juga telah melakukan mitigasi daerah-daerah yang rawan mengalami pergerakan tanah.
“Termasuk juga sudah menjadi atensi BPBD Bojonegoro agar masyarakat di sekitar wilayah potensi bencana bisa lebih waspada,” ujarnya.
Sesuai data BPBD Bojonegoro pergerakan tanah atau kejadian longsor selama 2020 terjadi sebanyak 39 kejadian. Potensi pergerakan tanah tersebut terjadi karena kabupaten yang berada di wilayah paling barat provinsi Jawa Timur tersebut dilewati sesar kendeng wilayah selatan.
Kawasan yang dilewati sesar kendeng dan rawan pergerakan tanah berdasar pendataan sementara, ada di 16 kecamatan. Salah satunya di Kecamatan Gondang, Tambakrejo, Temayang, Sugihwaras, dan Kedungadem.
“Pergeseran sesar kendeng yang pernah terjadi dan sudah diteliti ada di Kecamatan Gondang,” pungkasnya.(*Rin)