Suaradesa.co (Bojonegoro)- Cengkeraman tangannya dengan otot yang tampak kekar, memegang batang singkong yang hendak dicabut dari tanah. Keringat menetes menahan sengatan terik matahari demi mengantongi rupiah.
“Yah begini berat nya kerja kuli singkong. Mau kerja apa lagi di musim seperti ini, yang penting halal dan bisa untuk kebutuhan keluarga setiap hari sudah nyaman bagi saya,” ucap Yeni salah seorang kuli cabut singkong dari Desa Karangmangu Kecamatan Ngambon, Rabu (13/7/2022).
Bapak dua anak itu bersama rekan-rekan nya berangkat dari pagi hari, dan pulang pukul empat sore, bahkan hingga menjelang magrib. Sebab saat ini lagi gencar-gencarnya panen singkong.
“Upah yang kami dapat hanya 400 rupiah perkilonya, sedangkan harga singkong sendiri 1150 rupiah, jadi pemilik singkong tinggal menunggu di rumah semuanya kami kerjakan dengan rekan-rekan,” ceritanya kepada awak media Suaradesa.co.
Sementara itu Darto seorang kuli cabut singkong lain menambahkan, naik turunnya harga singkong tidak mempengaruhi upah yang diterima kuli cabut singkong. Artinya berapa pun harga singkong upah yang diterimanya tetep 400 rupiah perkilonya.
“Ya kalau di daerah lain saya tidak tau, tapi kalau di sini ya segitu harga singkong dan upah yang diterima kuli cabut singkong,” pungkas pria berperawakan kurus namun berotot.(sya)