Seorang pemuda berusia 25 tahun, nampak sumringah mendatangi Balai Desa Pelem, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Menggunakan seragam berwarna biru, khas proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang dikerjakan PT Rekayasa Industri (Rekind), pemuda bernama Waluyo ini menyalami Kepala Desa Pelem Sudawam.
Nampak kertas putih berisikan hasil cek kesehatan tidak menunjukkan gejala Covid-19 ataupun penyakit lainnya.
Surat kesehatan tersebut memang rutin untuk semua pekerja JTB.
Sudawam mengakui jika sebagian besar pemuda di desanya bekerja di proyek JTB baik skill maupun unskill.
“Kebanyakan memang unskill,” ujarnya.
Dengan bekerja di industri migas, para pemuda di Desa Pelem mendapatkan gaji diatas Upah Minimun Kabupaten (UMK). Jika UMK Bojonegoro Rp2.000.000, di JTB justru Rp3.000.000.
“Untuk tenaga flagman saja gajinya Rp3.000.000, belum kalau yang skill seperti rigger, pipeline,” tukasnya.
Dengan besaran gaji, banyak pemuda yang awalnya pengangguran kini memiliki pendapatan besar. Hal itupun tentu meningkatkan taraf hidup mereka selama 3 tahun ini.
“Banyak yang mampu membeli sepeda motor baru, ada juga yang memperbaiki rumah,” lanjut Dawam.
Selama ini, PT Rekind dan juga sub kontraktornya telah berkomitmen untuk melibatkan warga Desa Pelem dalam bekerja. Sehingga, gejolak sosial di wilayahnya yang terdampak langsung dari proyek JTB tidak terjadi. (Rin)