Jakarta – Untuk memperkuat komitmen terhadap kinerja keberlanjutan, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) terus berupaya menerapkan nilai-nilai Environmental, Social & Governance (ESG) dan memperkuat kesadaran lingkungan untuk para pekerja.
Pada kesempatan Hari Bumi 2024, PEPC menggelar environmentalk atau talkshow bertema “Penerapan Sustainable Lifestyle” di Patra Jasa Office Building, Jakarta pada Senin (29/04).
Menghadirkan narasumber dari PlasticPay dan LyfewithLess, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan awareness pekerja dalam penerapan gaya hidup ramah lingkungan yang berkelanjutan.
Demikian dikatakan oleh Manager HSSE Operations PEPC Zona 12 Benny Rahadian saat memberikan sambutan di kegiatan talkshow tersebut. Menurutnya masyarakat global semakin mempunyai kesadaran akan pentingnya bumi yang terjaga.
Terlebih kesepakatan internasional juga mengarah pada perbaikan-perbaikan lingkungan untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim yang ekstrim.
Ditambahkan oleh Benny, PEPC sebagai entitas bisnis yang berwawasan lingkungan dalam menjalankan operasionalnya selalu mengedepankan keberlanjutan.
Tidak hanya itu, kampanye sadar lingkungan juga menjadi bagian keseharian dari setiap pekerja dan juga sebagai manifestasi dari budaya perusahaan yang terangkum dalam (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) AKHLAK.
“Kita terus meningkatkan awareness dalam keseharian baik di lingkungan rumah maupun kantor. Semoga gaya hidup yang ramah lingkungan ini bisa memberikan dampak positif untuk bumi kita,” ujarnya.
Environmentalk ini dilaksanakan secara hybrid dan diikuti oleh peserta baik yang di kantor pusat Jakarta maupun di lapangan Jambaran-Tiung Biru di Bojonegor. Dari lapangan, Jr. Officer Facilities JTB Field Paramita Ayuningtyas mengapresiasi kegiatan peringatan hari bumi yang digelar oleh panitia tahun ini.
Ayu berharap salah satu rangkaian kegiatan ini yakni “Saling-silang di kantor PT Pertamina EP Cepu” yang memperbolehkan pekerja membawa barang untuk di recycle ini supaya dapat dilaksanakan juga di lapangan. “Sangat bagus ya acaranya, apalagi ada “saling-silang” jadi kita bisa berkontribusi lebih nyata untuk mendukung lingkungan yang berkelanjutan,” akunya.
Panitia pelaksana peringatan Hari Bumi dari fungsi HSSE, Jr Analyst Environmental Sustainability Prawinda Fitri menerangkan pentingnya menumbuhkan kesadaran kolektif terkait lingkungan agar tercipta sebuah budaya masyarakat sadar lingkungan keberlanjutan.
“Dasarnya ialah kita hendak memperkuat perilaku positif secara bersama-sama yang dimulai dari lingkungan kita agar kedepan alam ini bisa terlindungi untuk generasi mendatang,” tambahnya.
Peringatan Hari Bumi tahun ini selain menggelar talkshow yang mengulas tentang budaya daur ulang plastik dan penerapan gaya hidup ramah lingkungan juga diisi dengan pelaksanaan “Bersaling-silang di kantor” yakni upaya mewadahi pekerja untuk melakukan aksi beberes dan mengurangi barang yang tidak atau jarang terpakai (decluttering) di rumah tinggalnya sebagai awal dari memulai gaya hidup yang berkelanjutan (sustainable lifestyle).
Bekerja sama dengan tim saling-silang sebanyak 4 orang yang tergabung dalam komunitas LyfewithLess, para pekerja diperbolehkan membawa barang miliknya yang telah dikategorikan sebagai layak maupun tidak layak pakai untuk kemudian dikumpulkan ke panitia untuk dikurasi lebih lanjut.
Barang yang dibawa meliputi baju, selendang, kerudung, buku, tas dan sebagainya yang selanjutnya akan di recycle dan sebagian didonasikan untuk memperpanjang umur barang-barang layak pakai milik pekerja.
Diharapkan, dengan diadakannya rangkaian peringatan Hari Bumi sedunia ini kepedulian terhadap lingkungan akan semakin tinggi dan para peserta terus melanjutkan dengan aksi nyata dalam kesehariannya.
Setiap tahun, tema peringatan Hari Bumi memang berbeda beda, pada peringatan Hari Bumi tahun ini tema yang digusung adalah “Planet vs Plastics” dengan tujuan untuk menggugah kesadaran kolektif masyarakat agar memerangi persoalan plastik yang telah menjadi masalah global. Dengan demikian diharapkan kedepan sampah plastik bisa berkurang. (rin/zen)