Teguh Farida
Energi

Menjaga Keselamatan Bersama di Jalur Pipa Lapangan Banyu Urip

160
×

Menjaga Keselamatan Bersama di Jalur Pipa Lapangan Banyu Urip

Sebarkan artikel ini

Bojonegoro – Selepas subuh, Masrukin bergegas ke ladang. Pria asal Desa Wadang, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro ini tiba sebelum sinar matahari menerangi ladangnya. Pagi itu dia ingin mengamati serangga apa saja yang ada di sekitar tanaman padinya.

Mengamati adalah bagian dari cara Masrukin menemukan predator hama alami.

Ketika sudah teridentifikasi, predator alami akan dikembangkan untuk membantu petani mengurangi penggunaan obat kimia. Selain baik secara ekologis, juga mengurangi biaya pembelian obat.

Pengetahuan ini diperoleh Masrukin dari kegiatan Jagong Tani, yang merupakan kegiatan bulanan untuk mendiskusikan soal pertanian bersama ahli pertanian dan sesama petani di desanya.

Khususnya para petani yang menggarap lahan di sekitar jalur pipa minyak Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris di Bojonegoro.

Jagong Tani merupakan bagian dari Program Pengembangan Ekonomi Masyarakat yang diprakarsai ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).

Program ini dilaksanakan di sepanjang 29 kilometer jalur pipa Banyu Urip dan 16 kilometer jalur pipa Kedung Keris. Lebih dari 654 petani dari 23 desa di Kabupaten Bojonegoro ikut serta dalam kegiatan ini.

Baca Juga :  SKK Migas - KKKS Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Gelar Workshop “Teknologi dan Pemanfaatan Gas”

“Alhamdulillah hasil panen terakhir ini lebih baik dari sebelumnya, semoga akan terus meningkat,” ungkap Masrukin.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Pertanian menilai baik kegiatan ini. Selain bisa membantu para petani, juga memberi kesadaran tentang pentingnya menjaga keselamatan di jalur pipa minyak.

“Kami mendukung pendampingan petani seperti ini, semoga bisa berkelanjutan,” ucap Kepala Bidang Sumber Daya Manusia dan Pembiayaan di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Yuni Arbaatun.

Selama kegiatan Jagong Tani, para peserta juga diberi pembekalan keselamatan oleh relawan pengawasan jalur pipa yang didampingi LSM Inspektra.

Para relawan memastikan masyarakat paham mengenai apa yang boleh dan harus dihindari saat beraktivitas di jalur pipa.

“Kami paham bahwa bakar-bakar, menggunakan traktor, dan menanam tanaman berakar tunggak di atas jalur pipa sangat berbahaya,” tutur Masrukin menjelaskan apa yang dia dapatkan dari pendamping.

Selain memahami, kata Masrukin, para petani juga saling mengingatkan. Mereka memberi tahu petugas keamanan EMCL jika ada aktivitas membahayakan pipa. Sehingga masyarakat bisa tetap beraktivitas dengan aman.

Baca Juga :  Jelang Dirgahayu 18, PEPC Gelar Kenal Migas ke Generasi Muda

External Affairs Manager EMCL, Beta Wicaksono menjelaskan bahwa program ini merupakan upaya berkelanjutan untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian sekaligus memastikan masyarakat aman dan selamat di jalur pipa.

Sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Lapangan Minyak Banyu Urip yang berada di bawah pengawasan SKK Migas, EMCL berkomitmen mendukung Pemerintah dalam pengembangan sektor pertanian.

“Kami mengapresiasi masyarakat yang selalu mendukung terciptanya kondisi aman dan selamat di jalur pipa,” ungkapnya.

Dia menegaskan bahwa kolaborasi yang baik ini merupakan bagian dari upaya bersama dalam menyukseskan target produksi nasional dari Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris.

Pemerintah menargetkan produksi minyak nasional 1 juta barel per hari pada 2030, sesuai dengan slogan yang dicanangkan oleh SKK Migas, “One team, one goal, one million.” (rin/zen)

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *