Suaradesa.co (Bojonegoro) – Kabupaten Bojonegoro terkenal akan kekayaan sumber daya alam (SDA) berupa minyak dan gas bumi (migas).
Sebut saja Lapangan Banyuurip, Lapangan Kedung Keris, Blok Cepu oleh ExxonMobil Cepu Limited.
Dengan kepala sumur yang berpusat di Kecamatan Gayam, Blok Cepu menjadi penopang penghasil minyak nasional hampir 25 persen.
Lalu Lapangan Sukowati oleh Pertamina EP Asset 4 di Desa Ngampel Kecamatan Kapas dan Desa Campurejo Kecamatan Bojonegoro. Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) oleh Pertamina EP Cepu di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem dan Sumur tradisional atau sumur tua di Kecamatan Kedewan.
Terbaru, lapangan gas Kolibri di Desa Bendol, Kecamatan Ngambon, oleh Pertamina EP Field Cepu.
Senior Officer Relations & CID Pertamina EP Cepu Zona 11, Ahmad Setiyadi, memaparkan pengembangan lapangan gas Kolibri-001 masih dalam tahap eksplorasi. Kolibri merupakan lapangan gas sebesar 10 MMSCFD/Million Standard Cubic Feet per Day atau Juta Standar Kaki Kubik per Hari.
“Dalam proses eksplorasi tersebut, kami bermitra dengan Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) melakukan mobilisasi peralatan pengeboran sumur gas dari standing area di Desa Ngampel ke Desa Bendol,”ujarnya.
Setiyadi menyampaikan, jika dalam melakukan mobilisasi menggunakan jalur milik EMCL dan PEPC. Jalur tersebut khusus untuk proyek migas dengan jam-jam tertentu yakni pukul 22.00 Wib sampai 04.00 Wib.
“Jam tersebut minim aktifitas warga maupun operasional perusahaan,”tukasnya.
Menurutnya, hanya ada satu sumur gas saja. Itupun membutuhkan waktu dua bulan untuk melakukan study sample dari hidrokarbon.
“Jika hasilnya dinyatakan ekonomis, produksi Kolibri diperkirakan mencapai 2 tahun saja,”pungkasnya. (rin)