Suaradesa.co (Bojonegoro) – Para penambang di sumur tradisional atau sumur tua di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur mulai merasakan penurunan kualitas karena minyak yang keluar sekarang ini bercampur lumpur.
Jika dulu ongkos angkat dan angkut masih tinggi, kini harga yang diberikan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) sumur tua yakni Pertamina EP Field Cepu mulai menurun.
Salah satu penambang asal Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Warno (40), mengaku, jika kelompok penambang bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS).
“Namun, ongkos angkat dan angkut yang diberikan sedikit,” ujarnya, Rabu (27/4/2022).
Meski demikian, tetap menyetorkan minyak kepada PT BBS karena telah berkontrak dengan mereka sejak 2017 lalu. Sementara besaran minyak yang didapat hanya berkisar puluhan barel per hari.
“Kalau barel berapa ya, sedikit pokoknya. Itupun minyak yang disetorkan harus memiliki kualitas bagus,” imbuhnya.
Terpisah, Manager Proyek PT BBS, M Ali Imron, mengatakan, jika harga pengepul solar yang tidak berijin jelas lebih mahal dari harga yang dikirim ke Pertamina.
“Namun jika dikirim ke Pertamina tidak beresiko secara hukum,” jelasnya.
Saat ini, harga nett yang diberikan kepada para penambang adalah sebesar Rp3.638,25. Sehingga, pihaknya melakukan pendekatan persuasif dan upaya untuk mengajukan harga yang lebih baik ke Pertamina.
“Ya kita berupaya pendekatan persuasif ke Pertamina untuk mengajukan harga yang lebih baik,” pungkasnya. (*Rin)