Ekonomi

Warga Temayang Bangkitkan Desa Lewat Tanam Cabai dan Wacana Revitalisasi Wisata

×

Warga Temayang Bangkitkan Desa Lewat Tanam Cabai dan Wacana Revitalisasi Wisata

Sebarkan artikel ini
Warga Temayang Bangkitkan Desa Lewat Tanam Cabai dan Wacana Revitalisasi Wisata
Warga Temayang Bangkitkan Desa Lewat Tanam Cabai dan Wacana Revitalisasi Wisata

Suaradesa.co, Bojonegoro – Di tengah hijaunya lanskap Desa Ngujung, Kecamatan Temayang, terlihat geliat baru dari warga yang ingin lebih berperan dalam membangun desa.

Dalam kegiatan yang dikemas dalam program Medhayoh pada Rabu (11/6/2025), warga tak hanya menyambut kehadiran Bupati Setyo Wahono, tetapi juga membawa aspirasi dan inisiatif lokal yang mencerminkan semangat kemandirian desa.

Kegiatan dimulai dengan aksi simbolis menanam cabai bersama warga. Namun, momen itu bukan sekadar seremonial. Bagi banyak warga, ini adalah simbol ketahanan pangan dan kebangkitan ekonomi berbasis potensi lokal.

“Petani hutan di sini memang aktif. Tapi kami ingin lebih dari sekadar bertahan hidup. Kami ingin berkembang,” ujar Darmin, seorang petani hutan yang ikut menanam.

Baca Juga :  WhatsApp Palsu Berkedok Kepala BPKAD Bojonegoro

Dalam forum dialog di Joglo Sawah Kuthogoro, sejumlah aspirasi muncul langsung dari masyarakat. Salah satunya datang dari kelompok pemuda desa yang menggagas revitalisasi tempat wisata lokal yang selama ini terbengkalai.

Mereka mengusulkan adanya pelatihan manajemen wisata berbasis komunitas dan pendampingan dari dinas terkait.

“Kami punya air terjun kecil dan situs sejarah yang bisa dikembangkan. Kami butuh mitra dari pemkab, bukan hanya dana, tapi juga arah dan dukungan,” kata Rifki, perwakilan pemuda Desa Ngujung.

Sementara itu, warga perempuan mengangkat isu keterbatasan akses air bersih, seperti yang diungkapkan Wokin dari Desa Kedungsari.

“Kami ingin solusi jangka panjang. Air bersih itu kebutuhan dasar,” ujarnya.

Meski pemerintah daerah menyatakan komitmen melalui koordinasi PDAM dan rencana fasilitas di Waduk Gongseng, warga berharap komunikasi tidak berhenti hanya saat kunjungan pejabat.

Baca Juga :  Pj Bupati Bojonegoro Tandatangani Pakta Integritas Penetapan RPJPD 2025-2045

Program Medhayoh yang membawa jargon “Nyambung Roso, Tilik Dulur, Monggo Nandur” pun dinilai warga bisa menjadi ruang nyata kolaborasi, asal benar-benar mendengarkan dan menindaklanjuti.

“Kita tidak minta semuanya diselesaikan hari ini, tapi minimal ada kejelasan dan ruang dialog yang terbuka. Itu sudah awal yang baik,” ujar Sriyono, tokoh masyarakat.

Kisah Temayang menunjukkan bahwa pembangunan desa tak hanya soal proyek dari atas, tapi juga semangat dari bawah. Warga kini tak lagi sekadar menunggu janji, tetapi mulai melangkah, mengusulkan, dan menggerakkan perubahan dari tanah mereka sendiri.(red)