Suaradesa.co,Blora – Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui kolaborasi dengan Pertamina Foundation dan FISIPOL UGM melaksanakan program pemberdayaan sosial ekonomi berbasis ekonomi sirkular bagi masyarakat di sekitar Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dan Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Program ini telah berlangsung sejak Januari hingga Mei 2025.
Sebagai puncak kegiatan, UGM menyerahkan bantuan 84 ekor domba kepada tiga kelompok ternak dalam kunjungan kerja Wakil Rektor UGM, Dr. Arie Sujito, pada Jumat (23/5/2025) di Balai Desa Pitu, Kecamatan Pitu, Ngawi.
Bantuan ini diberikan kepada Kelompok Pertagama Jagawana dan Gemah Ripah di Desa Pitu, serta Kelompok Domba Tani Renes di Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, Blora.

“Kegiatan ini bukan hanya simbolis, tetapi juga komitmen UGM untuk memperkuat desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan,” ujar Arie.
Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan Pertamina Foundation dalam menjalankan pelatihan keterampilan, pendampingan usaha, serta pengelolaan limbah rumah tangga menjadi produk bernilai ekonomi.
Menurut Arie, kerjasama lintas sektor dan antar desa sangat krusial dalam menekan angka kemiskinan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
“Ekonomi masyarakat perlu ditingkatkan, tetapi juga harus sejalan dengan pelestarian hutan,” imbuhnya.
Sekretaris Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Dr. Djarot Heru Santoso, M.Hum, menyampaikan bahwa program ini akan berlanjut dengan penerjunan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UGM selama 50 hari, mulai 20 Juni hingga 8 Agustus 2025.
Sebanyak 30 mahasiswa akan diterjunkan di dua desa di Kecamatan Pitu, salah satunya untuk membantu pemasaran batik secara daring.
Diofandy, perwakilan dari Pertamina Foundation, juga menekankan pentingnya kesinambungan program melalui pendampingan. “Kami berharap pendampingan melalui KKN bisa memperkuat keberlanjutan kegiatan pemberdayaan,” ujarnya.
Sementara itu, Fina Itriyati, Ph.D., Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat FISIPOL UGM, menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas masyarakat sebagai dampak utama dari program ini.
“Lebih dari sekadar produk, peningkatan jejaring dan kapasitas warga menjadi nilai penting dari program ini,” kata Fina.
Dengan pendekatan ekonomi sirkular dan prinsip keberlanjutan, UGM berharap program ini menjadi model yang bisa direplikasi di berbagai wilayah hutan lainnya di Indonesia.(red)






