Ekonomi

Serapan Gabah di Bawah Target, Bulog Bojonegoro Pendekatan ke Gapoktan

1382
×

Serapan Gabah di Bawah Target, Bulog Bojonegoro Pendekatan ke Gapoktan

Sebarkan artikel ini
Serapan Gabah di Bawah Target, Bulog Bojonegoro Pendekatan ke Gapoktan
Serapan Gabah di Bawah Target, Bulog Bojonegoro Pendekatan ke Gapoktan

Bojonegoro – Badan Urusan Logistik (Bulog) Kancab Bojonegoro terus berupaya meningkatkan serapan gabah dari petani di wilayah Bojonegoro, Lamongan, dan Tuban. Namun, sejumlah tantangan masih mengemuka, terutama terkait rendahnya partisipasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang sebelumnya telah menjalin kerja sama.

Menurut Pemimpin Cabang Bulog Bojonegoro Ferdian Darma Atmaja pada 20/01/2025, di tahun 2023 Bulog telah menandatangani MoU dengan 29 Gapoktan di Bojonegoro untuk menyetor gabah ke Bulog. Namun, fakta di lapangan pada tahun 2024 menunjukkan bahwa ke-29 Gapoktan tersebut tidak menyetorkan gabah meskipun harga yang ditawarkan mengikuti Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan harga pasar.

“Pada 2023, kami MoU dengan 29 Gapoktan di Bojonegoro, tetapi sepanjang 2024 mereka tidak menyetor gabah ke Bulog. Padahal, harga yang kami tawarkan tidak hanya sesuai HPP, tetapi juga menyesuaikan harga pasar,” ujar Ferdian Pemimpin Bulog Bojonegoro.

Sebagai langkah evaluasi, pada 2025 Bulog menggandeng Gapoktan dari tiga desa baru, yakni dua desa di Kecamatan Kanor dan satu desa di Kecamatan Balen.

Baca Juga :  Bank Jatim Tuban Serahkan Jaket kepada Driver JDOR sebagai Bentuk Kepedulian Sosial

Tantangan Utama: Tengkulak dan Persyaratan HPP

Ferdian mengungkapkan bahwa salah satu kendala utama adalah kecenderungan petani untuk memilih jalur penjualan yang lebih mudah tanpa persyaratan ketat, seperti kadar air maksimal 25% yang diterapkan Bulog. Kondisi ini sering dimanfaatkan oleh tengkulak untuk menawarkan proses yang lebih cepat meskipun sering kali merugikan petani.

“Masuk Bulog sebenarnya tidak susah, tetapi yang sulit adalah melawan permainan tengkulak. Rata-rata petani ingin proses yang mudah tanpa persyaratan seperti HPP atau kadar air tertentu,” jelasnya.

Bulog tetap membuka pintu bagi Gapoktan dan petani dengan menawarkan harga minimal sesuai HPP, yakni Rp6.700 per kilogram dengan kadar air maksimal 25%. Namun, hingga saat ini, banyak Gapoktan yang belum memanfaatkan peluang ini.

Strategi 2025: Jemput Bola dan Pendekatan Langsung

Sebagai upaya meningkatkan serapan, Bulog menerapkan strategi jemput bola dan memperkuat koordinasi dengan Dinas Pertanian serta Gapoktan. Evaluasi menyeluruh terhadap kerja sama di 2024 juga dilakukan untuk menjangkau kelompok tani yang potensial.

Baca Juga :  Harga Cabai di Bojonegoro Setara Daging Sapi

“Kami melakukan pendekatan langsung ke Gapoktan dan hasil koordinasi menunjukkan ada peluang di tiga desa baru. Kami juga terus berusaha mengevaluasi mana yang bisa kami dekati,” tambahnya.

Serapan 2024 yakni 70% dari Target
Pada 2024, Bulog Kancab Bojonegoro mencatat serapan gabah sekitar 16.000-17.000 ton dari target 27.000 ton. Meski demikian, angka ini mencakup tiga kabupaten, yakni Bojonegoro, Lamongan, dan Tuban.

Manfaat Bergabung dengan Bulog
Bulog menegaskan, bekerja sama dengan mereka memberikan keuntungan jelas bagi petani, terutama dalam menjamin harga minimal sesuai HPP. Dengan optimalisasi serapan pada 2025, diharapkan semakin banyak petani yang memanfaatkan peluang kerja sama ini demi meningkatkan kesejahteraan mereka.

“Kami ingin memastikan petani mendapat keuntungan yang layak, tanpa harus bergantung pada tengkulak. Kami terbuka dan siap mendukung mereka,” tutup Ferdian Pemimpin Cabang Bulog Bojonegoro.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *