Ekonomi

Program Gayatri Prioritaskan Lima Kecamatan di Bojonegoro

×

Program Gayatri Prioritaskan Lima Kecamatan di Bojonegoro

Sebarkan artikel ini
Bupati Bojonegoro Bersama EMCL Resmi Luncurkan Program Gayatri untuk Kemandirian Ekonomi Warga
Bupati Bojonegoro Bersama EMCL Resmi Luncurkan Program Gayatri untuk Kemandirian Ekonomi Warga

Suaradesa.co, Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro menggelar program inovatif bertajuk Gerakan Ayam Petelur Mandiri (Gayatri) yang difokuskan di lima kecamatan dengan tingkat kemiskinan tertinggi. Program ini diharapkan menjadi solusi nyata untuk menurunkan angka kemiskinan sekaligus mengurangi stunting di wilayah pedesaan.

Kelima kecamatan tersebut adalah Ngambon, Sekar, Gondang, Tambakrejo, dan Bubulan. Masing-masing wilayah menyasar 80 kepala keluarga (KK) yang masuk dalam kategori rentan secara ekonomi.

“Pada anggaran induk tahun ini, kami tetapkan lima lokasi prioritas berdasarkan data kemiskinan dan potensi pengembangan peternakan ayam petelur,” ungkap Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro, Elfia Nuraini.

Menurut Elfia, program Gayatri bukan sekadar bantuan ternak, tetapi berbasis pemberdayaan dengan pendekatan kawasan. Warga tidak hanya mendapatkan ayam petelur, namun juga pendampingan teknis dan akses pasar. Tujuan besarnya adalah menciptakan kemandirian ekonomi warga melalui sektor agribisnis unggulan.

Baca Juga :  Tim Speed Satlantas Polres Bojonegoro, Siap Urai Kemacetan

Data dari Disnakkan mencatat, Bojonegoro memiliki 88 peternak ayam petelur aktif, dengan skala terbanyak berada di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem. Di sana, PT 44S Santoso mengelola 77.000 ekor ayam dengan produksi harian mencapai 1,4 ton. Di sisi lain, kebutuhan telur di Bojonegoro mencapai hampir 10 juta kilogram per tahun, sementara produksi lokal baru menyentuh 996 ribu kilogram.

“Artinya kita masih defisit hampir 9 juta kilogram, dan ini peluang besar bagi peternak lokal,” kata Elfia.

Saat ini, Bojonegoro masih bergantung pada suplai telur dari Blitar, Kediri, dan Magetan.

Salah satu warga Sutarmi (42), mengaku antusias. Ia berharap Gayatri bisa jadi jalan keluar dari jerat kemiskinan yang telah lama membelit keluarganya.

Baca Juga :  Dukung Bupati Bojonegoro, BKD Bentuk Keseriusan Membangun Desa

“Saya biasa kerja serabutan. Kalau ini bisa jalan, setidaknya kami punya pemasukan tetap dari telur setiap hari,” tuturnya.

Senada, Karim (50), petani dari Kecamatan Tambakrejo, menyambut positif program Gayatri.

“Selama ini kami hanya bertani musiman. Kalau bisa beternak, kami tidak harus menunggu musim lagi. Tapi kami juga butuh pelatihan, jangan hanya diberi ayam lalu dilepas begitu saja,” ujarnya.

Sementara itu, tantangan terbesar dalam beternak ayam petelur disebutkan berada pada sektor pakan, yang memakan hingga 70 persen dari total biaya produksi. Komposisi pakan dominan berasal dari jagung dan dedak yang harganya fluktuatif.(red)