Bojonegoro – Perekonomian Kabupaten Bojonegoro menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun sebelumnya terdampak pandemi, sektor non-migas berhasil tumbuh sebesar 3,55% pada tahun 2021.
Angka ini mencerminkan pemulihan ekonomi di luar sektor minyak dan gas, yang selama ini mendominasi struktur PDRB Bojonegoro.
Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bojonegoro, Anwar Mukhtadlo, pertumbuhan ini mengindikasikan pergerakan sektor riil yang signifikan.
“Pada tahun 2020, PDRB non-migas kita sempat mengalami kontraksi akibat pandemi. Namun, di tahun 2021, kita berhasil tumbuh 3,55%, menunjukkan bahwa ekonomi Bojonegoro mulai pulih,” jelasnya, Minggu (6/10/2024).
Selain itu, pada tahun 2023, PDRB Bojonegoro tercatat mencapai Rp 97,52 triliun, dengan kontribusi signifikan dari sektor-sektor non-migas, termasuk UMKM yang semakin berkembang.
Salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Bojonegoro adalah peningkatan investasi di sektor usaha kecil dan menengah. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mendorong perkembangan UMKM, seperti pameran dan pemanfaatan teknologi digital dalam pemasaran produk lokal.
Adriyanto, Penjabat Bupati Bojonegoro, menekankan pentingnya diversifikasi ekonomi di Bojonegoro.
“Kami ingin memastikan bahwa ekonomi Bojonegoro tidak lagi terlalu bergantung pada sektor migas. Dukungan kami terhadap UMKM dan sektor lainnya bertujuan untuk menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan,” ungkap Adriyanto.
Dengan langkah-langkah strategis yang dilakukan, diharapkan perekonomian Bojonegoro terus tumbuh positif, mengurangi ketergantungan pada migas, dan memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.(fa)