Bojonegoro – Pimpinan cabang Bank Jatim, Bojonegoro, Ridholi Ichwan, menjelaskan bahwa penumpukan antrian merupakan fenomena yang umum terjadi di akhir tahun.
Hal ini dikarenakan penyerapan program-program pemerintah daerah yang mencapai puncaknya pada periode tersebut.
Untuk mengatasi peningkatan jumlah nasabah, cabang tersebut telah mengantisipasi dengan membuat sistem antrian berjenjang dan menetapkan batas maksimal antrian sebanyak 200.
Ridholi Ichwan juga menekankan bahwa upaya telah dilakukan untuk menjaga kecukupan likuiditas dan penarikan dana dilakukan ke satu pusat keuangan.
“Cabang Bank Jatim tetap membuka layanan hingga jam 10.00 malam setiap hari, dan pada hari Jumat, antrian untuk program penyerapan Pemkab Bojonegoro ditutup khusus untuk umum,”ungkapnya (29/12/2023).
Dalam upaya meningkatkan pelayanan, Ridholi Ichwan berharap program penyerapan dapat berjalan maksimal. Meskipun terjadi penumpukan antrian, cabang tersebut berkomitmen untuk menyelesaikan transaksi hingga hari Sabtu, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk membuka layanan pada hari Minggu jika masih ada yang perlu diselesaikan.
Ridholi Ichwan mengakui bahwa fenomena penumpukan antrian bukan hanya terjadi di cabangnya, tetapi juga di seluruh Jawa Timur dan mungkin di provinsi lainnya.
“Dalam rangka evaluasi dan monitoring, setiap transaksi dari Door to Door (D to D) akan dicatat sebagai jurnal untuk menjadi bahan diskusi baik secara internal maupun dengan stakeholder,”tukasnya.
Dengan lebih dari 100 juta penyerapan dana, Bank Jatim mencatat bahwa transaksi cabang-cabangnya mencapai puluhan juta rupiah.
Terpisah, Kades Tikusan, Edi Sunarto, sempat khawatir adanya pembatasan dana di Bank Jatim. Namun, hal itu ternyata tidak terjadi. Karena, saat ini ada ADD sebesar Rp560 juta yang diterima desanya.
“Alhamdulilah, hari kami dan beberapa desa lainnya melakukan pencairan di Bank Jatim,”pungkasnya. (fa/rin)