Ekonomi

Membangun Kemandirian Petani dengan Membuat Benih, Pupuk, dan Pestisida

723
×

Membangun Kemandirian Petani dengan Membuat Benih, Pupuk, dan Pestisida

Sebarkan artikel ini
Program Sekolah Lapangan Pertanian oleh ExxonMobil Cepu Limited dan Yayasan Daun Bendera Nusantara (FIELD Indonesia)
Program Sekolah Lapangan Pertanian oleh ExxonMobil Cepu Limited dan Yayasan Daun Bendera Nusantara (FIELD Indonesia)

Bojonegoro – Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, ExxonMobil Cepu Limited bekerja sama dengan Yayasan Daun Bendera Nusantara (FIELD Indonesia) telah mengembangkan Program Sekolah Lapangan Pertanian.

Menyikapi tantangan perubahan iklim yang semakin dirasakan dampaknya oleh para petani, Program Sekolah Lapangan Pertanian pada tahun 2024 difokuskan untuk membangun kemandirian benih petani melalui perakitan varietas tanaman padi yang adaptif terhadap perubahan iklim.

Sebelum Sekolah Lapangan Pertanian dilaksanakan di delapan desa dampingan yang tersebar di Kecamatan Gayam dan Kalitidu, dilakukan sosialisasi kepada masyarakat petani dan pemerintah desa.

Tujuannya adalah membagikan berbagai pengalaman dari petani peserta Sekolah Lapangan kepada petani lainnya serta memberikan penjelasan program oleh petani pemandu dan tim dari Yayasan Daun Bendera Nusantara.

Sosialisasi pertama diadakan di pendopo Desa Bonorejo pada tanggal 8 Mei 2024, yang dihadiri oleh peserta sekolah lapangan, Kepala Desa Bonorejo, dan tim pemandu dari yayasan Daun Bendera Nusantara.

Kepala Desa Bonorejo, Rahmad Aksan, menyambut baik kegiatan ini dan sangat berharap para peserta dapat berkelanjutan mengikuti dan memanfaatkan dengan baik ilmu yang disampaikan di sekolah lapangan.

“Seperti yang kita tahu, saat ini banyak problema dan permasalahan di dunia pertanian, maka dari itu peserta sekolah lapangan diharapkan dapat mencari solusi untuk permasalahan di pertanian kita,” kata Kepala Desa Bonorejo.

Baca Juga :  Inilah Realisasi Alokasi Pupuk Bersubsidi di Bojonegoro Tahun 2022

“Untuk tahun ini, saya berharap lewat sekolah lapangan, petani kita dapat membuat benih sendiri, pupuk juga pestisida sendiri,” tambahnya.

Dalam sosialisasi ini, peserta yang telah mengikuti beberapa tahun kegiatan memaparkan pengalamannya mengikuti sekolah lapangan. Pak Sunar Hadi mengucapkan terima kasih kepada pemandu yang memberikan banyak pengetahuan.

“Selain itu, hasil panen saya cukup memuaskan dan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia,” kata Sunar Hadi.

Peserta lain, Abdul Latif, mengatakan tertarik mengikuti sekolah lapangan karena biaya pertanian yang tinggi.

“Harga pestisida pabrik minimal 100 ribu sekali semprot, dan harus 2 atau 3 kali semprot,” jelasnya.

Alasan kedua mengikuti sekolah lapangan ini adalah peserta diajarkan membuat pupuk organik oleh pemandu.

“Pupuk pabrikan susah didapatkan dan harganya juga mahal,” terang Latif.

Sosialisasi sekolah lapangan juga diadakan di balai Desa Mojodelik pada hari Selasa, tanggal 7 Mei 2024.

Kegiatan ini dihadiri oleh warga Mojodelik, Sekdes Mojodelik, POPT Bojonegoro, dan tim Pemandu Petani dari Yayasan Daun Bendera Nusantara.

Dalam sambutannya, perwakilan Desa Mojodelik, Mohammad Adi Yusuf, sangat berharap para peserta yang berjumlah 20 orang dapat aktif mengikuti kegiatan ini dan menularkan ilmu yang didapat dari sekolah lapangan kepada masyarakat luas.

Baca Juga :  Antisipasi Konflik Air di Dua Desa, Bhabinkamtibmas Sumberjo Lakukan Patroli

Sambutan berikutnya diberikan oleh Bapak Lilik dari POPT Bojonegoro. Lilik juga membenarkan bahwa dalam pelaksanaan sekolah lapangan, realitanya banyak peserta petani yang tidak bisa hadir dan konsisten dalam pertemuan.

Hal ini sangat disayangkan karena setiap pertemuan sekolah lapangan ada proses belajar dan memperdalam ilmu pertanian.

Lilik sangat berharap petani dapat konsisten menghadiri pertemuan sehingga dapat mengikuti perkembangan teknologi pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Pada tahun ke-4, sekolah lapangan yang didanai oleh ExxonMobil ini mengangkat topik pemuliaan benih. Para peserta akan memilih sifat tanaman padi yang diinginkan dan sesuai dengan kondisi lingkungan desa masing-masing.

Dari sifat tersebut dipilih varietas yang sesuai kemudian disilangkan varietas unggulan tersebut sehingga mendapatkan varietas idaman dari masyarakat lokal. Tim pemandu dari Yayasan Daun Bendera Nusantara akan mendampingi para peserta selama proses penyilangan sampai terwujud varietas idaman tersebut.

Pemandu tetap mengarahkan para peserta menggunakan cara budidaya yang ramah lingkungan dengan pupuk dan pestisida organik sehingga produk pangan aman untuk kesehatan dan ramah lingkungan.(rin/zen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *