Ekonomi

Mahasiswa dan Dosen STIE Cendekia Bojonegoro Dorong Kemandirian Ekonomi Sumuragung Lewat Inovasi Produk dan Wisata Anyaman Bambu

×

Mahasiswa dan Dosen STIE Cendekia Bojonegoro Dorong Kemandirian Ekonomi Sumuragung Lewat Inovasi Produk dan Wisata Anyaman Bambu

Sebarkan artikel ini

Suaradesa.co, Bojonegoro – Upaya memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat kembali dilakukan oleh STIE Cendekia Bojonegoro melalui Program Mahasiswa Berdampak–Pemberdayaan Masyarakat oleh BEM.

Program ini menyasar para pengelola Wisata Edukasi Anyaman Bambu dan para perajin di Desa Sumuragung, Kecamatan Sumberrejo, dengan fokus pengembangan legalitas, manajemen usaha, pemasaran digital, serta penerapan inovasi teknologi produksi berbasis IoT.

Program pendampingan dimulai dengan kegiatan Penguatan Legalitas Organisasi dan Pelatihan Manajemen Keuangan Usaha. Kegiatan tersebut berlangsung pada Kamis, 23 Oktober 2025 dan dipimpin langsung oleh tim dosen dan mahasiswa STIE Cendekia.

Dalam pendampingan tersebut, kelompok wisata edukasi didorong untuk memiliki payung hukum yang jelas agar dapat meningkatkan kredibilitas, mempermudah akses kerja sama, serta memastikan tata kelola organisasi berjalan secara profesional dan berkelanjutan.

“Keberadaan legalitas organisasi sangat krusial untuk mengembangkan desa wisata agar lebih profesional dan dapat diakui oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah dan pelanggan,” ungkap Marlina Nur Saputri, Presiden BEM STIE Cendekia sekaligus koordinator program.

Selain itu, pada 21 Oktober 2025, tim pelaksana juga memberikan Pelatihan Manajemen Keuangan dan Pembukuan Usaha. Sebelumnya, mayoritas perajin masih mencampur keuangan pribadi dan usaha.

Melalui pelatihan ini, peserta diperkenalkan pada sistem pembukuan sederhana, mulai dari pencatatan kas masuk dan keluar, penghitungan harga pokok produksi (HPP), hingga pemantauan arus kas. Tujuannya agar para pelaku UMKM anyaman bambu dapat menilai kondisi keuangan usaha secara jelas dan terukur.

Untuk memperluas pasar, STIE Cendekia juga menghadirkan Pelatihan dan Pendampingan Pemasaran Digital berbasis Media Sosial dan Website.

Para perajin dilatih membuat konten promosi dan memanfaatkan platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok. Tim juga mengembangkan website khusus yang berfungsi sebagai etalase digital sekaligus sarana pemesanan produk secara online.

Sebagai dukungan inovasi teknologi dalam produksi, tim menyerahkan bantuan Alat Pengirat Bambu yang dapat mempercepat dan meratakan proses pemotongan bambu, sehingga kualitas produk meningkat dan waktu produksi lebih efisien.

Salah satu perajin sekaligus pengelola wisata edukasi, Siti Uswatun Khasanah, mengaku terbantu dengan adanya pendampingan ini.

“Selama ini kami hanya mengandalkan penjualan dari mulut ke mulut dan pesanan langsung. Dengan adanya pelatihan digital, kami jadi memiliki wawasan untuk promosi produk anyaman kami. Website dan media sosial sangat membantu. Alat pengiratnya juga meringankan pekerjaan kami,” ujarnya.

Pembimbing program, Dr. Abdul Azis Safii, menjelaskan bahwa program ini bukan hanya sebatas bantuan, tetapi stimulan untuk membangun kemandirian masyarakat.

“Harapannya, usaha anyaman bambu di Desa Sumuragung dapat terus bertahan dan wisata edukasi anyaman bambu mampu berkembang menjadi destinasi wisata pendidikan unggulan di Bojonegoro,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yang telah mendukung program melalui hibah Pemberdayaan Masyarakat oleh BEM Tahun 2025.

Dengan adanya kolaborasi ini, para perajin dan pengelola wisata edukasi anyaman bambu di Desa Sumuragung kini memiliki fondasi usaha yang lebih kuat—baik dari sisi legalitas, keuangan, pemasaran, maupun teknologi produksi—menuju kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.(fa/him)