Ekonomi

Inovasi Buis Beton Lele: Harapan Baru Bagi Ketahanan Pangan Warga Bojonegoro

×

Inovasi Buis Beton Lele: Harapan Baru Bagi Ketahanan Pangan Warga Bojonegoro

Sebarkan artikel ini

Suaradesa.co– Ketahanan pangan bukan sekadar tentang ketersediaan bahan makanan, tetapi juga kemandirian masyarakat dalam memproduksi sumber gizi berkualitas. Pemkab Bojonegoro kini menghadirkan solusi inovatif dengan membangun buis beton lele konsumsi sebagai alternatif pemenuhan protein bagi keluarga prasejahtera.

Dibanding sekadar menyalurkan bantuan pangan, program ini menawarkan pendekatan berkelanjutan dan berbasis kemandirian.

Dengan memanfaatkan buis beton sebagai media budidaya ikan lele, masyarakat tidak hanya mendapatkan pasokan protein yang lebih terjangkau tetapi juga memiliki peluang untuk meningkatkan pendapatan melalui penjualan hasil panen.

Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menegaskan bahwa inovasi ini adalah bagian dari upaya pengentasan kemiskinan berbasis ekonomi produktif.

“Kami ingin warga tidak hanya bergantung pada bantuan, tetapi mampu menghasilkan sumber pangan sendiri. Dengan instalasi sederhana dan perawatan mudah, program ini bisa diadopsi secara luas,” ungkapnya.

Langkah ini diperkuat dengan kemitraan strategis antara Pemkab Bojonegoro dan Banyumanik Research Center (BRC), sebuah pusat riset yang sukses mengembangkan model serupa di Gunungkidul.

Melalui kerja sama ini, masyarakat akan mendapatkan pelatihan intensif tentang pengelolaan kolam, teknik pemeliharaan ikan, hingga produksi pakan alternatif dari maggot untuk menekan biaya operasional.

Program ini tak hanya menjawab tantangan gizi dan stunting, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi keluarga prasejahtera. Dengan biaya produksi rendah dan permintaan pasar yang tinggi, budidaya lele berpotensi menjadi sumber pendapatan tambahan.

Ke depan, Pemkab Bojonegoro berencana memperluas program ini ke lebih banyak desa dan mengintegrasikannya dengan program UMKM lokal.

“Jika warga bisa membudidayakan, mengolah, dan memasarkan ikan lele secara mandiri, kita bukan hanya membangun ketahanan pangan, tapi juga memperkuat ekonomi kerakyatan,” pungkas Wahono.

Program ini menjadi bukti bahwa solusi inovatif berbasis sumber daya lokal bisa menjadi jalan keluar bagi permasalahan gizi dan ekonomi. Masyarakat pun kini memiliki harapan baru untuk kehidupan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan.(red)