Bojonegoro – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa harga keekonomian elpiji (LPG) bersubsidi ukuran 3 kilogram (kg) pada tahun 2024 mencapai Rp 42.750 per tabung. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan harga jual di masyarakat yang berkisar Rp 22.000 per tabung.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan bahwa subsidi yang digelontorkan pemerintah untuk LPG 3 kg sangat besar, yakni mencapai Rp 30.000 per tabung atau sekitar 70% dari harga keekonomiannya. Ia menyebut, pemerintah hanya menetapkan harga LPG 3 kg sebesar Rp 12.750 per tabung, meski di lapangan harga jualnya lebih tinggi.
“Subsidi LPG 3 kg itu sangat besar. Harga seharusnya Rp 42.750 per tabung, tetapi masyarakat hanya membeli seharga Rp 12.750. Subsidi per tabung mencapai Rp 30.000, dan total subsidi LPG 3 kg sepanjang 2024 mencapai Rp 80,2 triliun,” ujar Suahasil dalam konferensi persnya.
Pengguna LPG 3 kg di Indonesia pada tahun 2024 tercatat mencapai 40,2 juta pelanggan, yang mayoritas merupakan rumah tangga dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Di sisi lain, harga LPG non subsidi di tingkat agen resmi PT Pertamina Patra Niaga masih stabil sejak 22 November 2023. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di Tangerang Selatan, harga LPG non subsidi untuk tabung 5,5 kg dijual Rp 110.000, sedangkan tabung 12 kg dijual Rp 205.000.
Berikut daftar harga LPG non subsidi di beberapa wilayah Indonesia:
Aceh, Sumatera, dan Sulawesi Selatan
LPG 5,5 kg: Rp 94.000
LPG 12 kg: Rp 194.000
Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara
LPG 5,5 kg: Rp 90.000
LPG 12 kg: Rp 192.000
Maluku dan Papua
LPG 5,5 kg: Rp 117.000
LPG 12 kg: Rp 249.000
Suahasil juga menyoroti tantangan dalam pengelolaan subsidi LPG agar lebih tepat sasaran, mengingat tingginya angka subsidi yang harus ditanggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemerintah berencana memperkuat pengawasan distribusi LPG bersubsidi guna memastikan hanya masyarakat yang berhak yang dapat menikmatinya.
Dengan beban subsidi yang besar, pemerintah didorong untuk mencari solusi agar program subsidi LPG lebih efektif, termasuk kemungkinan penerapan sistem distribusi berbasis data penerima manfaat.(red)