Bojonegoro – Desa Kauman di Kecamatan Bojonegoro, semakin memperkuat tekadnya dalam mewujudkan diri sebagai desa percontohan anti-korupsi dan anti-gratifikasi.
Program Diversifikasi Percontohan Desa Anti-Gratifikasi merupakan hasil inovasi Inspektorat Bojonegoro, sebagai wujud nyata dalam membangun transparansi, akuntabilitas, dan integritas di lingkungan pemerintahan desa.
Desa Kauman saat ini tengah mengikuti penilaian Desa Antikorupsi yang digagas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Tak hanya itu, desa ini juga menjadi bagian dari diversifikasi inovasi percontohan Desa Anti-Gratifikasi.
Inisiatif ini dilakukan berkolaborasi dengan Penyuluh Anti Korupsi (PAKSI) Bojonegoro yang terdiri dari Rahmat Junaidi, Ernina, Affan, dan Andriani.
“Langkah ini merupakan upaya untuk mengendalikan praktik gratifikasi di pemerintahan desa,” ujar Rahmat Junaidi pada Selasa (23/9/2024).
Rahmat Junaidi menambahkan bahwa dalam penilaian Desa Antikorupsi, seluruh perangkat desa, tokoh masyarakat, dan warga Desa Kauman diharapkan bisa memahami serta mengimplementasikan nilai-nilai anti-korupsi secara menyeluruh, termasuk dalam mengendalikan gratifikasi yang kerap hadir dalam berbagai bentuk.
Jika dibiarkan, hal tersebut bisa berkembang menjadi tindakan korupsi.
Lebih lanjut, Junaidi menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk pengabdian tertinggi dari para anggota PAKSI. Mereka tak hanya memberikan pengetahuan dan membentuk sikap anti-korupsi, tetapi juga mendorong pemberdayaan masyarakat Desa Kauman dalam melawan korupsi secara kolektif.
Terlebih lagi, Desa Kauman memiliki keunikan tersendiri sebagai desa yang dikelilingi oleh kelurahan.
“Program ini juga merupakan bagian dari peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) tingkat Kabupaten Bojonegoro tahun 2024,” ungkapnya.
Di akhir pernyataannya, Junaidi berharap agar semangat dan integritas yang dimiliki Desa Kauman dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Bojonegoro, dan bahkan di seluruh Indonesia.
“Dengan semangat dan integritas Desa Kauman, semoga bisa menginspirasi desa-desa lainnya, baik di Bojonegoro maupun di seluruh Indonesia,” pungkas Rahmat Junaidi. (fa)