Suaradesa.co– Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menyampaikan capaian pembangunan dan arah kebijakan dalam Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2026 dalam Forum Konsultasi Publik (FKP).
Plt Sekda Bojonegoro, Djoko Lukito mengatakan Laporan ini mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang positif, penurunan angka kemiskinan, dan berbagai indikator pembangunan yang terus membaik.
Pertumbuhan Ekonomi Menguat
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Bojonegoro menunjukkan tren positif. Berdasarkan perhitungan atas dasar harga konstan (ADHK), pertumbuhan ekonomi tahun 2024 diproyeksikan naik menjadi 4,96%, setelah sempat turun ke 2,47% pada 2023. Secara spesifik, pertumbuhan ekonomi tanpa migas juga mengalami kenaikan dari 5,17% (2023) menjadi 5,21% (2024).
Dari sisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), nilai ADHB Bojonegoro pada 2023 mencapai Rp 97,55 triliun dan diperkirakan meningkat menjadi Rp 105 triliun pada 2024.
“Sementara itu, PDRB ADHK juga mengalami kenaikan dari Rp 63,31 triliun (2023) menjadi Rp 66,45 triliun (2024), menandakan stabilitas ekonomi daerah,” ujarnya, Selasa (11/2/2025).
Kemiskinan dan Pengangguran Menurun
Upaya penanggulangan kemiskinan di Bojonegoro menunjukkan hasil yang signifikan. Pada tahun 2024, angka kemiskinan turun menjadi 11,69%, mengalami penurunan 0,49 poin dibandingkan tahun sebelumnya.
“Jumlah penduduk miskin juga berkurang menjadi 147.330 jiwa, atau turun sekitar 5.920 jiwa dibandingkan 2023,” ungkapnya.
Selain itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga mengalami perbaikan, turun dari 4,63% (2023) menjadi 4,42% (2024).
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan peluang kerja dan efektivitas kebijakan ekonomi lokal.
Inflasi Stabil dan Peningkatan Daya Saing
Sebagai daerah dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sendiri, inflasi di Bojonegoro tahun 2024 tercatat 1,14%, lebih rendah dibandingkan 2023 yang mencapai 1,51%.
Stabilitas inflasi ini mendukung daya beli masyarakat dan mengindikasikan kondisi ekonomi yang terkendali.
Ketimpangan antarwilayah yang diukur melalui Indeks Williamson tetap stabil di angka 0,23, menunjukkan pemerataan ekonomi yang cukup baik di seluruh kabupaten.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tertinggi di Jatim
Capaian pembangunan sumber daya manusia Bojonegoro juga mengalami peningkatan signifikan.
Dia memaparkan, IPM Bojonegoro pada 2024 naik 0,95 poin, menjadikannya daerah dengan kenaikan tertinggi di Provinsi Jawa Timur.
Sementara itu, rata-rata lama sekolah (RLS) dan harapan lama sekolah (HLS) terus mengalami peningkatan, yang menandakan adanya investasi jangka panjang dalam sektor pendidikan.
Keberhasilan Program Stunting dan Peningkatan Industri UMKM
Bojonegoro berhasil menekan angka stunting hingga 2% pada 2024, turun signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Dari 67.310 balita yang ditimbang, hanya 1.358 balita yang tercatat mengalami stunting.
Di sektor ekonomi kreatif, jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Industri Kecil dan Menengah (IKM) mengalami kenaikan sebanyak 261 unit dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 91.651 unit pada 2024.
Pj Bupati Bojonegoro, Adriyanto mengatakan dengan capaian positif ini, RKPD Bojonegoro 2026 akan fokus pada penguatan ekonomi berkelanjutan, peningkatan daya saing daerah, serta pemerataan pembangunan.
“Pemerintah daerah juga menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi antar-sektor untuk mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif,” tutupnya.
Dengan kontribusi 30% terhadap produksi migas nasional dan luas wilayah 2.311,25 km², Bojonegoro diharapkan terus berkembang menjadi pusat ekonomi regional yang kuat dan berdaya saing.(red)