Bojonegoro-Kabupaten Bojonegoro tengah menyiapkan langkah besar dalam sektor energi terbarukan dengan mengalokasikan 5.130 hektar lahan milik Perum Perhutani untuk pembangunan pabrik etanol-metanol.
Proyek ini digadang-gadang menjadi salah satu program strategis nasional yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto, dengan nilai investasi mencapai Rp19 triliun.
Sunyoto, Kepala Sub Seksi Hukum dan Kepatuhan Perhutani Bojonegoro, menjelaskan bahwa lahan tersebut mencakup 130 hektar untuk pembangunan pabrik dan 5.000 hektar untuk budidaya tanaman sorgum sebagai bahan baku.
Sistem kerja sama antara Perhutani, perusahaan pengelola pabrik, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat akan menjadi dasar pengelolaan lahan ini.
“Kerja sama ini kemungkinan besar berbentuk tripartit untuk memastikan keberlanjutan dan manfaat bagi semua pihak,” ujar Sunyoto pada Senin (9/12/2024).
Pabrik ini direncanakan akan dibangun di kawasan peruntukan industri (KPI) Kecamatan Ngasem, dengan lokasi strategis di Resor Pengelolaan Hutan (RPH) Sawitrejo. Area ini dipilih karena kemudahan akses logistik dan infrastruktur pendukung yang tersedia.
Sorotan pada Tanaman Sorgum sebagai Bahan Baku
Tanaman sorgum menjadi pilihan utama untuk bahan baku pabrik ini. Selain memiliki potensi hasil tinggi, sorgum dianggap mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan setempat. Program budidaya ini juga diharapkan dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar dan mengintegrasikan LMDH dalam prosesnya.
Langkah ini mendapatkan perhatian luas karena dianggap mampu meningkatkan perekonomian lokal, khususnya di sektor industri dan pertanian. Dengan melibatkan masyarakat desa sekitar hutan, proyek ini diharapkan dapat menciptakan model pengelolaan yang inklusif dan berkelanjutan.
Tantangan dan Harapan
Meski menjanjikan, proyek ini tidak lepas dari tantangan. Persiapan teknis hingga implementasi kerja sama antara para pihak membutuhkan koordinasi yang matang. Namun, jika berjalan sesuai rencana, Bojonegoro dapat menjadi pionir dalam pengembangan energi berbasis bioetanol dan metanol di Indonesia.
“Ini bukan hanya proyek industri, tetapi juga upaya membangun ekosistem ekonomi yang terintegrasi di Bojonegoro,” pungkas Sunyoto.
Dengan nilai investasi besar dan dampak ekonomi yang luas, pembangunan pabrik etanol-metanol ini diharapkan menjadi langkah awal menuju transformasi ekonomi di wilayah Bojonegoro dan sekitarnya.(rin)