Bojonegoro – Kabupaten Bojonegoro kembali menjadi sorotan dengan penyaluran dana desa (DD) yang mencapai rekor tertinggi. Tahun ini, total DD yang diberikan mencapai Rp 398 miliar, menjadi angka fantastis bagi 140 desa di wilayah tersebut.
Menurut Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro, Adriyanto, dana besar ini diharapkan dapat menjadi momentum penting untuk mengatasi kemiskinan di tingkat desa. “Kami berharap dana ini bisa menjadi angin segar bagi upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di masing-masing desa,” ungkapnya.
Penting untuk dicatat bahwa penentuan besaran DD tidak semata-mata berdasarkan kinerja pemerintah desa saja, tetapi juga dipengaruhi oleh tingkat kemiskinan di setiap wilayah. Hal ini dijelaskan oleh Direktur Dana Transfer Umum Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan RI. “Alokasi DD cenderung lebih besar untuk desa-desa dengan tingkat kemiskinan yang tinggi,” paparnya.
Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, menjadi sorotan dengan menerima DD tertinggi sebesar Rp 2 miliar, disusul oleh Desa Sumberjo, Kecamatan Margomulyo, dengan dana sebesar Rp 1.85 miliar. Sementara itu, Desa Bareng, Kecamatan Sekar, menempati posisi ketiga dengan dana sebesar Rp 1.8 miliar.
Meskipun demikian, tidak semua desa mendapatkan alokasi besar. Desa Piyak, Kecamatan Kanor, menerima DD terendah sebesar Rp 652 juta. Ini menunjukkan perbedaan kondisi ekonomi antar-desa yang menjadi tantangan bagi pemerintah setempat.
Dengan adanya dana yang signifikan ini, diharapkan pemerintah desa dapat mengalokasikan dengan bijak untuk program-program yang berdampak langsung bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.