Bojonegoro, Suaradesa.co– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro kembali mencatat sejarah. Kali ini bukan soal pengeboran minyak, melainkan “pengeboran” data: dashboard publik Sunlight KPI yang memajang kinerja 419 desa—dari waktu layanan administrasi hingga partisipasi warga—diluncurkan di Pendopo Malowopati, Sabtu (17/5/2025).
“Kalau kinerja kami terlihat semua orang, kami tidak punya ruang bersembunyi. Itu justru sehat,” kata Bupati Setyo Wahono.

Skema Train-the-Trainer Berjenjang
Lulusan Pelatihan Digital Leadership diwajibkan melatih lima aparat desa per bulan.
“Target Juni, semua desa punya minimal dua operator digital yang fasih input data dan verifikasi aduan,”
tambah Hari Kristianto, Plt. Kepala BKPP Bojonegoro.
Tiga metrik yang ditayangkan real-time:
Waktu layanan administrasi (menit), Rasio belanja digital (% APBDes via e-proc) dan Tingkat partisipasi warga (jumlah interaksi/1.000 penduduk).
“Ini bukan lomba kosmetik data. Desa yang nilainya merah akan kami damping sampai hijau,” kata Suyoto (Kang Yoto), narasumber utama & Bupati 2008-2018.
Insentif “Desa Terang Data”
Dana Insentif Desa (DID) tambahan Rp 250 juta diberikan kepada 50 desa dengan skor > 85.
Rencana Perbaikan 100 Hari
Desa berskor < 60 wajib menandatangani pakta integritas dan mengikuti pendampingan harian via zoom clinic.
“Sekarang kami bisa cek berapa lama surat tanah diproses. Tinggal buka HP,” kata Marwoto (46), warga Desa Sumberrejo
Pemkab menargetkan pada 2026 seluruh dokumen kependudukan bisa dicetak mandiri di balai desa melalui kios digital. Bupati Wahono optimistis.
Dengan “Sunlight KPI”, Bojonegoro menegaskan komitmen bahwa transformasi digital bukan sekadar gadget baru di kantor kabupaten, melainkan transparansi total—dari alokasi dana hingga detik pelayanan—yang bisa diakses siapa saja, kapan saja.(red)