Suaradesa.co (Bojonegoro) – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menegaskan, jika tingginya Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) APBD Bojonegoro, Jawa Timur, tahun 2020 yang mencapai Rp2,3 triliun karena ada refocusing anggaran.
Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Bojonegoro, Nurul Azizah, menjelaskan, jika tingginya Silpa di Bojonegoro tidak ada unsur kesengajaan. Namun, memang banyak alasan yang menjadikan Silpa bertambah banyak.
Dikatakan, tingginya Silpa sekarang ini disebabkan adanya re-alokasi anggaran covid-19 sesuai SKB 2 Menteri, ada efisiensi anggaran perjalanan dinas dan program lain karena covid, adanya pemasukan dari kurang salur DBH Migas dan deviden Badan Usaha Mlik Daerah (BUMD) PT Asri Dharma Kusuma (ADS).
“Besaran silpa tahun 2020 tersebut masih estimasi, lebih jelasnya nanti setelah ada audit di akhir tahun,” tandasnya.
Wanita yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) ini menyatakan jika belum tentu ada sanksi dari pemerintah pusat. Karena, harus melihat terlebih dahulu penyebab terjadinya Silpa.
“Kita akan koordinasikan dengan Pemerintah Pusat untuk menyampaikan bahwa Silpa ini bukan disengaja dan tidak ada hambatan dalam melaksanakan pembangunan,” tegasnya.
Pihaknya juga membantah jika terjadinya Silpa karena adanya perencanaan dan penganggaran yang kurang maksimal. Karena, saat ini Pemkab Bojonegoro terus meningkatkan pembangunan termasuk di sektor infrastruktur.
“Serapan anggaran sekarang sudah mencapai 60 persen, dan terus kita tingkatkan lagi,” tegasnya. (*ror)
Semangat bu sekda pemimpin siapa saja pasti disalahkan lawong yg nyalahlan belum tentu bisa melaksanakan kok di tangapi santai aja salan saya wong yengah alas